Keuntungan Freeport McMoran Anjlok Imbas Transisi di Tambang Grasberg

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua.
26/4/2019, 16.03 WIB

Keuntungan perusahaan tambang internasional Freeport McMoran anjlok pada kuartal I 2019. Ini terjadi imbas penurunan produksi emas dan tembaga di Indonesia. Penyebabnya, transisi operasi di tambang Grasberg Papua dari tambang terbuka (open pit) menjadi tambang bawah tanah (underground) .

Mengutip Kitco.com, perusahaan memperoleh penghasilan bersih US$ 31 juta atau 2 sen per saham. Perolehan ini anjlok dari periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 692 juta atau 48 sen per saham.

Setelah adanya penyesuaian biaya US$ 36 juta, penghasilan menjadi US$ 67 juta atau 5 sen per saham, di bawah konsensus estimasi dari FactSet yakni 7 sen per saham. Ini artinya, penghasilan perusahaan amblas 90,32% dibandingkan periode sama tahun lalu.

(Baca: Sempat Terkendala, Freeport Akhirnya Kantongi Izin Ekspor Tembaga)

Penjualan tembaga tercatat sebesar 784 juta pounds, turun dari 993 juta pounds pada periode sama tahun lalu, dan dari estimasi pada Januari yang sebesar 825 juta pounds. Sedangkan penjualan emas 242 ribu ounces, turun dari 610 ribu ounces pada periode sama tahun lalu dan estimasi per Januari yang sebesar 225 ribu ounces.

Untuk penjualan molibdenum tercatat sebesar 22 juta pounds, lebih rendah dari estimasi pada Januari yaitu 24 juta pounds.

Di tambang Grasberg, Papua, realisasi penjualan tembaga sebesar 174 juta pounds, turun dari 319 juta pounds pada periode sama tahun lalu. Sedangkan penjualan emas jatuh menjadi 235 ribu ounces, dari periode sama tahun lalu 603 juta.

(Baca: Cadangannya 1,8 Miliar Ton, Tambang Freeport Bisa Produksi hingga 2051)

Perusahaan menyatakan telah mengantisipasi penurunan ini. Produksi pada 2019 dan 2020, atau selama masa transisi, akan lebih rendah dibandingkan 2018. Produksi logam diharapkan meningkat signifikan pada 2021.

“Transisi kami ke penambangan bawah tanah di Grasberg berjalan sesuai rencana,” kata Presiden Direktur Freeport McMorrans Richard C. Adkerson, seperti dikutip dari Kitco.com, Kamis (25/4).

Adkerson menambahkan, di Amerika Utara dan Amerika Selatan, perusahaan tengah menjalankan Lone Star copper leach project di timur Arizona dan fokus pada peluang untuk meningkatkan kinerja operasi dari tambang yang ada. “Kami optimistis dengan masa depan basis aset dan pasar fundemantal tembaga,” kata dia.

(Baca: Gubernur Papua Jadwalkan Bertemu Freeport untuk Bahas Pembagian Saham)

Pada kuartal I 2019, perusahaan juga menerima harga yang lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu untuk tembaga dan emas. Harga rata-rata tembaga pada kuartal I 2019 tercatat sebesar US$ 2,9 per pound, turun dari US$ 3,11 per pound.

Sedangkan harga rata-rata emas turun menjadi US$ 1.291 per ounce, dari periode sama tahun lalu US$ 1.312 per pounds. Meski begitu, molibdenum naik menjadi US$ 12,69 per pound dari US$ 11,95 per pounds.

Untuk kuartal II 2019, perusahaan mengharapkan penjualan 800 juta pounds tembaga, 265 ribu ounces emas, dan 25 juta pounds molibdenum. Sedangkan untuk keseluruhan 2019, perusahaan menargetkan penjualan 3,3 miliar tembaga, 0,8 juta ounces emas, dan 94 juta pounds molibdenum.