Menurunnya tren harga batu bara membuat perusahaan pertambangan mengurangi produksinya. Hal ini berdampak pada industri jasa pertambangan yang kesulitan mendapatkan kontrak baru, seperti yang dialami oleh PT Samindo Resources Tbk. (MYOH).
Head of Investor Relations Samindo Resources Ahmad Zaki Natsir mengatakan perusahaannya telah menargetkan bisa mendapatkan kontrak jasa pertambangan baru tahun ini. Namun, hingga kini belum terealisasi. "Kami masih terus mencari klien, terutama untuk tahun ini," kata Zaki kepada Katadata.co.id, Rabu (27/3).
Mayoritas batu bara yang dihasilkan di dalam negeri berkalori rendah. Sementara harga batu bara berkalori rendah terus mengalami penurunan hingga mencapai US$ 35 per ton, sehingga perusahaan tambang memperlambat laju produksinya.
(Baca: Harga Batu Bara Maret Turun ke Level Terendah dalam Sembilan Bulan)
Demi merealisasikan target mendapatkan kontrak baru, Samindo telah melakukan pendekatan dengan salah satu perusahaan yang memiliki wilayah tambang di Kalimantan Timur. Tanpa menyebutkan nama, dia mengatakan perusahaan ini memproduksi batu bara kalori rendah.
Melalui pendekatan ini, Samindo berharap bisa mendapatkan kontrak jasa pertambangan baru dengan total produksi sebesar 1 juta ton. Saat ini pihaknya tengah mempelajari wilayah tambang yang dimiliki perusahaan tersebut.
Pada tahun lalu Samindo mendapatkan kontrak jasa pertambangan dari PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) untuk memproduksi batu bara dengan berkalori 7 ribu, dengan total volume 2,5 juta ton. Kontrak tersebut akan berakhir pada tahun ini.
(Baca: Ekspor Februari Anjlok 10,03% Terseret Pelemahan Harga Komoditas)
Tahun ini Samindo menargetkan volume pengupasan lapisan penutup (overburden/ OB) 58 juta bank cubic meter (bcm) dan produksi batu bara 10,8 juta ton. Volume ini meningkat dari tahun lalu sebesar 55 juta ton. Peningkatan produksi karena adanya nisbah kupas (stripping ratio) yang tinggi.
Sementara itu, Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada Maret 2019 untuk kalori 6.322 sebesar US$ 90,57 per ton, atau turun 1,3% dari Februari sebesar US$ 91,80 per ton. Sedangkan, pada Januari sebesar US$ 92,41 per ton.
Samindo merupakan perusahaan tambang batu bara yang mayoritas (63,57 persen) dimiliki perusahaan asal Korea Selatan yaitu Samtan Co.Ltd. Saham lainnya sebesar 15,12 persen dimiliki oleh Favor Sum Investment Ltd dan sisanya dimiliki oleh publik.
(Baca: Produksinya Dipangkas, Pengusaha Batu Bara Sesalkan Langkah Pemerintah)