PT Cirebon Electric Power (CEP) pastikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit II di Jawa Barat, beroperasi secara komersial (Commercial on Date/COD) pada 2 Februari 2022. Proyek ini sudah mencapai tahap konstruksi.
Presiden Direktur PT Cirebon Electric Power Heru Dewanto mengatakan sudah melakukan pematangan lahan pencanangan, dan proses kontruksinya telah mencapai 28%. "Sudah mulai konstruksi," kata dia, kepada Katadata.co.id, Kamis (7/2).
PLTU ini memakan biaya investasi sebesar US$ 2,1 miliar. Kapasitasnya 1.000 Megawatt (MW). Pembangkit ini juga masuk dalam program 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintah. Sebelumnya, CEP telah mengoperasikan Pembangkit Listrik Unit I 660 MW di Kanci, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Cirebon Electric Power merupakan perusahaan konsorsium yang terdiri dari lima perusahaan yang dimiliki oleh mayoritas PT Marubeni dengan kepemilikan saham 35%, PT Indika Energy sebesar 25%. Lalu, Samtan Ltd 20%, Korea Midland Power Co., Ltd sebesar 10%, dan Jera Power 10%.
Selain PLTU Cirebon Unit II, pembangkit yang akan beroperasi pada 2022 yakni PLTU Tanjung Jati A di Jepara, Jawa Tengah. Proyek ini akan dimulai pada Triwulan II-2019 mendatang. Total investasi proyek ini bernilai US$ 2,8 miliar.
Proyek Tanjung Jati A dikerjakan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) bekerja sama dengan perusahaan asal Malaysia YTL Jawa Energy BV. Melalui kerjasama ini, Bakrie & Brother akan menguasai 20% kepemilikan PLTU dan sisanya 80% dikuasai YTL Jawa Energy.
(Baca: Bakrie & Brothers Bangun PLTU Tanjung Jati A Tahun Depan)
Adapun, final pendanaan (financial close) untuk PLTU Tanjung Jati ini ditargetkan pada awal tahun 2019. Sementara itu, listrik yang dihasilkan oleh PLTU ini seluruhnya akan diserap oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero). Dari hasil negosiasi dengan PLN, listrik dari PLTU Tanjung Jati A akan dijual dengan harga 5,5 sen dolar per kWh.