PT Pertamina (Persero) membeberkan keuntungan dari keberadaan kilang minyak di Tuban, Jawa Timur. Ini merespon adanya penolakan dari masyarakat mengenai pembangunan kilang minyak yang rencananya berkapasitas sekitar 300.000 barel per hari (bph).
External Communication Manager Pertamina Arya Dwi Paramita mengatakan kilang New Grass Root Refinery (NGRR) yang akan dibangun di Tuban adalah program strategis nasional. Kilang tersebut bakal menjadi penopang pemenuhan kebutuhan energi, khususnya bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
Jadi, pembangunan kilang ini nanti bisa mengurangi impor BBM. “Sehingga akan mengurangi ketergantungan pada negara lain untuk menjaga ketahanan energi nasional,” kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (7/2).
Selain itu, dari pengalaman di beberapa daerah yang memiliki kilang, manfaat positifnya lebih besar. Salah satunya adalah dampak ikutan seperti pertumbuhan usaha-usaha jasa penunjang.
Terkait dengan penolakan yang dilakukan sejumlah warga, Pertamina menilai hal itu adalah aspirasi dan dinamika. “Pembangunan kilang masih tahap awal, yakni sosialisasi. Akan tahapan lanjutan antara lain negosiasi dan sebagainya,” ujar dia.
Seperti diketahui, untuk memenuhi kebutuhan BBM tanah air, Pertamina ditopang oleh sejumlah kilang. Sedangkan kilang paling muda yang dimiliki Pertamina dibangun pada 1994 di Balongan, Indramayu. Selama kurun waktu 25 tahun ini belum membangun kilang baru.
(Baca: Lahan Kilang Tuban Tunggu Izin Prinsip Kementerian Keuangan)
Permasalahan Kilang Tuban ini juga sampai telinga Presiden Joko Widodo. Menanggapi penolakan warga tersebut, orang nomor satu di Indonesia itu mengimbau agar segala aspirasi warga disampaikan ke kepala daerahnya baik Bupati maupun Gubernur.
“Yang penting dibicarakan kalau ada yang belum setuju, investasi itu untuk membuka lapangan pekerjaan,” kata Presiden Jokowi dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, Kamis (7/2).