PT Aneka Tambang (Antam) Tbk menargetkan produksi nikel pada 2019 sebesar 30.000 ribu ton dalam feronikel. Target itu meningkat 25% dari tahun lalu, yaitu 24.868 ton.
Direktur Utama PT Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan peningkatan ini sejalan dengan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) yang beroperasi pada Juli tahun ini, dengan kapasitas 13.500 ton. "Itu kenapa feronikel targetnya naik," kata dia, di Jakarta, Jumat (1/2).
Selain itu, Antam akan mengeluarkan dana sebesar US$ 120 miliar untuk eksplorasi wilayah tambang emas di Oksibil, Papua. Wilayah tersebut bisa memproduksi nikel, emas, dan bauksit.
Adapun, target penjualan emas tahun ini meningkat jadi 30 ton dari periode sebelumnya yang hanya 27,8 ton. Target tahun ini juga lebih tinggi dari realisasi tahun lalu sebesar 27.894 kilogram (kg).
Namun capaian tahun lalu itu naik 111% dari tahun sebelumnya yang hanya 13.202 kg. Sedangkan, penjualan perak tahun 2018 sebesar 18.357 kg atau naik dari periode sebelumnya 7.390 kg.
Antam juga mencatatkan peningkatan penjualan feronikel sebesar 14% dari 21.878 ton nikel dalam feronikel (TNi) pada 2017 menjadi 24.135 TNi. Secara nilai, penjualan feronikel sebesar Rp 4,7 triliun..
Untuk penjualan bijih nikel pada 2018 sebesar 6,33 juta wmt, atau meningkat 115% dibandingkan pada periode 2017 sebesar 2,93 juta wmt. Nilai penjualannya mencapai sebesar Rp 2,98 triliun atau tumbuh 117% dibandingkan periode 2017 sebesar Rp 1,36 triliun.
(Baca: Penjualan Antam Tahun 2018 Meningkat 99%, Tertinggi Disumbang Emas)
Kemudian, penjualan bauksit Antam sebesar 920 ribu wmt atau naik sebesar 9% dibandingkan penjualan pada periode 2017 sebesar 838 ribu wmt. Adapun, nilai penjualannya tercatat Rp 459 miliar. Jika ditambah dengan penjualan batu bara menjadi Rp 511 miliar.