BP Berau Ltd akan menghentikan sementara produksi gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) dari fasilitas pengolahan atau Train 1 Proyek Tangguh, Papua Barat. Penyebabnya, fasilitas produksi itu harus menjalani proses perawatan.
Head of Country BP Indonesia Moektianto Soeryowibowo mengatakan saat ini pematian fasilitas tersebut masih dalam proses dan rencananya selesai pada April mendatang. "Kami informasikan fasilitas Train 1 Tangguh LNG akan menjalankan aktivitas perawatan rutin terencana tahun ini," ujar dia kepada Katadata.co.id, Senin (28/1).
Moektianto memastikan bahwa kegiatan produksi LNG di proyek Tangguh tidak akan terganggu meskipun train 1 Tangguh untuk sementara akan berhenti beroperasi. Kebutuhan konsumen juga akan tetap terpenuhi.
Di sisi lain, awal tahun lalu, BP Berau Ltd berhasil mengapalkan kargo LNG ke-1.000 selama beroperasi di Indonesia. Kargo tersebut dikirimkan ke Fujian, Tiongkok pada Jumat (4/1).
BP Indonesia pertama kali mengapalkan LNG pada 6 Juli 2009 ke terminal LNG POSCO di Gwangyang, Korea Selatan. "Sejak kargo pertama yang kami berangkatkan pada tahun 2009, gas dari Tangguh telah memberi daya untuk jutaan rumah, fasilitas masyarakat, dan bisnis di seluruh dunia, juga Indonesia," katanya dikutip, Senin (7/1).
Selain untuk kebutuhan luar negeri, gas yang diproduksi BP juga untuk kebutuhan domestik. Data terakhir BP, per akhir 2017 lalu perusahaan ini telah mengapalkan gas sebanyak 83 kargo untuk kebutuhan dalam negeri.
Sebagaimana diketahui, BP mengoperasikan Proyek Tangguh LNG, yakni suatu kawasan pengembangan yang memiliki enam lapangan gas di wilayah Kontrak Kerja Sama (KKS) Wiriagar, Berau, dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat. Proyek Tangguh sudah memiliki dua train. Kapasitas dua train masing-masing 3,8 juta ton per tahun (MTPA). Jika ditotal, kapasitas keduanya 7,6 MTPA.
Nantinya menyusul satu train lagi yakni train tiga yang akan beroperasi pada tahun depan. Saat ini proyek train tiga masih tahap konstruksi. Proyek train tiga diharapkan menambah 3,8 MTPA kapasitas produksi LNG ke fasilitas Tangguh yang ada.
(Baca: BP Kirim Rangka Anjungan Proyek Tangguh Train 3 ke Teluk Bintuni)
BP memegang hak kelola 40,22 persen di proyek tersebut. Haknya meningkat dari semula 37,16 persen setelah Talisman keluar. Adapun pengelola lainnya adalah MI Berau B.V sebesar 16,30 persen, CNOOC Muturi Ltd 13,90 persen, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd 12,23 persen, KG Berau Petroleum Ltd sebesar 8,56 persen, KG Wiriagar Petroleum Ltd sebesar 1,44 persen, dan Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc sebesar 7,35 persen.