Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada proyek ultra laut dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD) bisa lebih tinggi karena ada perubahan skema pengembangan. Rencananya, IDD akan menggunakan konsep Shallow Water Platform, dari sebelumnya menggunakan fasilitas terapung (Floating Production Unit/FPU).

Shallow water plaftorm merupakan anjungan dangkal di lepas pantai yang berfungsi sebagai fasilitas produksi. Jadi tidak perlu membangun kapal untuk produksi minyak dan gas bumi.

Dengan perubahan konsep ini, biaya pengembangan proyek pun menjadi US$ 5 miliar. Angka ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan pada medio Juni 2018 lalu, saat itu Chevron mengajukan proposal IDD dengan angka sekitar US$ 6 miliar. 

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan biaya proyek sebesar US$ 5 miliar itu merupakan masih estimasi awal. “Nanti di-update lagi kalau sudah disetujui revisi Plan of Development-nya," kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (18/1).

Wakil Kepala SKK Migas Sukandar mengatakan perubahan konsep pengembangan IDD dari FPU ke shallow water plafform sudah disepakati Chevron sebagai operator proyek IDD. "Ini bisa diproduksi di dalam negeri," kata Sukandar beberapa waktu lalu.

Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Arizon Suardin mengatakan diskusi dengan operator proyek sudah memasuki tahap akhir. “Kalau sudah selesai akan disampaikan suratnya ke Menteri ESDM," kata dia.

Selain persetujuan PoD, tahun ini SKK Migas juga menargetkan tiga hal terkait tindaklanjut percepatan proyek IDD. Pertama, penyelesaian tahap akhir desain dan perekayasan (Front End Engineering Design/FEED).

Kedua, pemasukan dokumen dan persetujuan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) proyek IDD. Ketiga, mulainya kegiatan survei awal (baseline survey) proyek tersebut.

Dari data terbaru SKK Migas, estimasi puncak produksi proyek IDD sebesar 844 mmscfd untuk gas dan 27 ribu bph untuk minyak. Proyek ini ditargetkan bisa beroperasi pada kuartal pertama 2024.

(Baca: SKK Migas Estimasi Biaya Proyek IDD Hanya US$ 5 Miliar)

Pada proposal yang terbaru ini, Chevron tak lagi memasukkan Blok Makassar Strait sebagai bagian dari proyek IDD. Jadi, proyek IDD hanya terdiri dari Blok Ganal dan Rapak. Namun, dua blok itu akan berakhir kontraknya dalam 10 tahun ke depan. Blok Rapak berakhir pada 2027 dan Blok Ganal tahun 2028.