Tahun Ini, Investasi Hulu Pertamina Turun Rp 5 Triliun

Pertamina Hulu Energi
17/1/2019, 14.50 WIB

PT Pertamina (Persero) menganggarkan investasi sektor hulu tahun ini sebesar US$ 2,5 miliar atau turun 13,7% dari realisasi tahun lalu yang mencapai US$ 2,9 miliar. Investasi itu untuk kegiatan hulu minyak dan gas bumi (migas); serta panas bumi.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengakui target invetasi hulu tersebut memang turun, namun bukan berarti ada proyek yang tidak jalan. Penurunan tersebut salah satunya karena ada upaya efisiensi.

Adapun, realisasi investasi tahun lalu itu pun sebenarnya masih di bawah target. "Realisasi 2018 itu 96% dari targetnya," kata Dharmawan di Jakarta, Kamis (17/1).

Menurut Dharmawan, realisasi investasi tahun lalu mayoritas dipakai untuk membayar bonus tanda tangan Blok Rokan. Pertamina akhir tahun lalu membayar bonus tanda tangan sebesar US$ 783 juta.

Jika dirinci, investasi Pertamina itu terbagi untuk beberapa anak usahanya. PT Pertamina EP Cepu, akan berinvestasi U$ 310 juta untuk proyek jambaran Tiung Biru yang akan mengebor enam sumur pengembangan pada Juli mendatang.

Pertamina Hulu Energi, tahun ini, akan menggelontorkan investasi US$ 448 juta. Investasi PHE itu untuk  mengebor sejumlah sumur tahun ini untuk mencapai target produksi, di antaranya pengeboran 45 sumur pengembangan juga 13 sumur eksplorasi.

Investasi paling untuk Blok Mahakam yakni  US$ 1,8 miliar. Pertamina dalam RKAP 2019 menargetkan pengeboran di Mahakam mencapai 108 sumur dengan menggunakan lima rig pengeboran.  Alhasil untuk hulu migas tahun ini sbesar us$ 2,3 miliar, dan sisanya US$ 153 juta  dialokasikan untuk panas bumi.

Sementara itu, target produksi hulu Pertamina tahun ini yakni 922 ribu barel setara minyak per hari (boepd), atau meningkat sedikit dari realisasi tahun lalu yang mencapai 921 ribu boepd. Untuk minyak tahun ini ditargetkan 414 ribu bph, dan realisasi tahun lalu 392 ribu bph.  Sementara gas tahun ini targetnya 2.943 mmscfd lebih rendah dari tahun lalu mencapai 3.054 mmscfd.

Untuk produksi siap jual (lifting) Pertamina tahun ini ditargetkan 735 ribu boepd, dengan perincian 363 ribu bph untuk minyak dan 2.160 mmscfd untuk gas. Ini meningkat dari capaian lifting tahun lalu sebesar 718 ribu boepd.

Dharmawan mengatakan untuk menunjang kinerja hulu Pertamina, pihaknya memang fokus terhadap aset di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Ini karena ada banyak blok migas strategis yang dikelola anak usaha Pertamina di daerah tersebut sehingga produksinya bisa diintegrasikan, seperti Blok Mahakam, Sanga-Sanga, Simenggaris, Nunukan, East Kalimantan dan Attaka, juga area asset 5 yang dioperasikan Pertamina EP.

Adapun, tahun ini, Pertamina akan melakukan pengeboran di 27 sumur eksplorasi. Selain itu, akan mengebor 306 sumur pengembangan

(Baca: Kinerja Blok Mahakam Dinilai Lebih Tinggi daripada Prediksi Total)

Selain itu Pertamina melalui Pertamina EP akan melakukan uji coba teknologi produksi lanjutan (Enhanced Oil Recovery/EOR) dengan karbon dioksida (C02) di Lapangan Sukowati tahun ini. Harapannya EOR itu dapat meningkatkan produksi Sukowati. Saat ini Sukowati sudah berhasil ke level 10.000 bph dari sebelumnya 6.000 bph.