Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi hilir minyak dan gas bumi (migas) tahun ini sebesar US$ 589,89 juta atau sekitar Rp 8,3 triliun. Target itu turun 5% dibandingkan capaian investasi hilir migas tahun lalu yang mencapai US$ 620 juta.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan target investasi hilir 2019 sudah sesuai dengan rencana investasi badan usaha tahun ini. "Untuk hilir, kami komitmen menyelesaikan pipa dan kilang," kata dia akhir pekan lalu.
Investasi hilir tahun ini terdiri dari 27 proyek hilir migas yang akan berjalan tahun ini, antara lain, proyek penyimpanan BBM, kegiatan usaha niaga BBM, kegiatan usaha niaga gas bumi, kegiatan usaha niaga elpiji, kegiatan usaha niaga CNG, kegiatan usaha niaga gas bumi yang memiliki fasilitas jaringan distribusi, pembangunan pipa distribusi. Lalu, ada proyek Kilang Cilacap, Tuban, Balongan dan Balikpapan.
Investasi terbesar adalah Kilang Balikpapan dengan nilai US$ 234 juta PT Pertamina (Persero). Disusul proyek Kilang Cilacap dengan nilai US$ 117 juta. Lalu, Kilang Tuban di Jawa Timur dengan investasi US$ 105 juta. Proyek Langit biru Cilacap dengan investasi US$ 49,5 juta. Kemudian proyek pipa transmisi Gresik- Semarang sebesar US$ 24,5 juta.
Untuk proyek pipa distribusi ada enam ruas yang dibangun Pertamina Gas dan PGN yakni proyek Tambak Lorok, Kendal, Demak yang tergolong ruas Gresik-Semarang. Ada juga pipa distribusi BOB Siak yang berada di ruas pipa PT Transportasi Gas Indonesia. Kemudian pipa distribusi Kuala Tanjung yang berada di ruas pipa Belawan KIM-KEK, dan pipa distribusi Purwakarta - Subang.
Target investasi hilir migas tahun ini merupakan terendah dibandingkan realisasi sepanjang sembilan tahun terakhir. Dari data ESDM, tahun 2010 realisasi investasi hilir migas mencapai US$ 972,10 juta. Lalu, pada 2011 naik menjadi US$ 2,3 miliar.
Setahun berikutnya, investasi hilir migas turun menjadi US$ 1,6 miliar. Tahun 2013 naik ke level US$ 1,99 miliar. Tahun, 2014 turun menjadi US$ 1,3 miliar. Adapun pada 2015 naik menjadi US$ 2,6 miliar. Pada 2016 turun menjadi US$ 1,15 miliar. Lalu pada 2017 turun menjadi US$ 774 juta. Tahun lalu turun lagi menjadi US$ 689 juta. Investasi ini terdiri dari pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan niaga.
(Baca: Kilang Plaju Akan Digunakan untuk Mengolah Minyak Sawit)
Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan ada beberapa penyebab investasi hilir migas tahun lalu belum mencapai target US$ 1,01 miliar. Salah satunya kendala pendanaan pada proyek penyimpanan LNG di Cilegon.
Penyebab lainnya adalah penundaan proyek pembangunan pipa transmisi gas West Natuna Transportaion System (WNTS)-Pemping. Ini karena terjadi kelebihan pasokan pada pembangkit listrik di Batam.