PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) memproyeksikan konsumsi listrik di Nusa Tenggara Barat (NTB) meningkat tahun 2019. Penyebabnya adalah pertumbuhan di sektor industri dan pariwisata.
Manager Perencanaan Sistem PT PLN NTB Gede Loka mengatakan konsumsi listrik tahun ini sekitar 235 Megawatt (MW). "Tahun depan, pertumbuhan sekitar 9%," kata dia, di Jakarta, Kamis (13/12).
Tak hanya konsumsi, kapasitas pembangkit listrik di NTB pun bertambah tahun depan. Ini karena ada Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMg) berkapasitas 50 MW yang akan beroperasi tahun depan.
Pembangkit yang berada di Bonto, Bima, NTB itu ditargetkan beroperasi sekitar Januari atau Februari 2019. Bulan ini, PLN berharap pembangkit tersebut mendapat Standar Laik Operasi (SLO).
Adapun, total kapasitas pembangkit listrik yang ada di NTB saat ini mencapai 306 MW. Pembangkit listrik di NTB masih di dominasi oleh energi yang berasal dari Bahan Bakar Minyak BBM (BBM) dan batu bara.
Perinciannya tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan total kapasitas 100 MW. Lalu, tujuh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan total kapasitas 191 MW. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) 14 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap 1 MW.
(Baca: Surya Jadi Sumber Energi Terbesar yang Potensial Dikembangkan di NTB)
Sementara itu, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23% hingga tahun 2025 yang telah disepakati pada Paris Agreement. Adapun, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN secara nasional pada 2018-2027, target energi terbarukan adalah 23% dari total. Batu bara sebesar 54,4%, gas 22,2% dan Bahan Bakar Minyak (BBM) 0,4%.