PT Pertamina (Persero) memperkirakan akan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar US$ 5,5 miliar tahun depan. Angka ini tidak jauh berbeda dengan target investasi yang digelontorkan Pertamina tahun ini sekitar US$ 5,59 miliar.
Direktur Keuangan Pertamina Pahala N. Mansury mengatakan biaya tersebut tidak berbeda dengan tahun lalu lantaran program kerja yang dikerjakan Pertamina tahun depan sama dengan tahun in. Pertamina masih fokus pada proyek-proyek yang saat ini sedang dikerjakan, seperti proyek kilang dan pengelolaan blok terminasi.
Dari belanja modal sebesar US$ 5,5 miliar, 50% dialokasikan untuk sektor hulu migas. Hulu migas mendapat porsi lebih besar karena ada target meningkatkan produksi.
Kemudian, 25% untuk sektor hilir Pertamina termasuk kilang, dan 25% lagi pembangunan infrastruktur logistik. "Capex kami tahun depan kurang lebih US$ 5,5 miliar, " ujar dia di Jakarta, Rabu (28/11).
Pahala memprediksi hingga akhir tahun, realisasi belanja modal Pertamina tahun ini sekitar US$ 3,5 miliar hingga US$ 4 miliar. Penyebabnya adalah beberapa proyek ada yang belum dilakukan Pertamina sesuai jadwal.
Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina Meidawati mengatakan tahun depan, produksi minyak sebesar 414 ribu barel per hari (bph) atau naik dari target awal 407 ribu bph. Sedangkan, target produksi gas 2944 MMscfd. Adapun, target tahun ini, produksi minyak hanya 400 ribu bph dan gas 3.069 MMscfd.
(Baca: Produksi Migas Pertamina Kuartal III-2018 Naik 31%)
Tahun depan, produksi minyak diperkirakan naik karena beberapa lapangan memiliki kinerja yang baik. Salah satunya adalah produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip. Lalu dari PT Pertamina Hulu Energi, PT Pertamina Internasional, dan PT Pertamina Hulu Indonesia. Sementara itu, produksi gas turun karena ada beberapa kendala di lapangan.