Anjloknya saham perusahaan tambang batu bara dalam beberapa hari terakhir tak mempengaruhi dalam investasi. PT Adaro Energy Tbk dan PT Bukit Asam Tbk tak akan mengurangi investasi tahun ini, meskipun saham mereka terpukul akibat turunnya harga batu bara.

Head of Corporate Communciation Division Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan perusahaan harga saham belum berpengaruh terhadap perusahaan. Belanja modal juga tidak akan berkurang dari target tahun ini.

Hingga September realisasi belanja modal Adaro sebesar US$ 399 juta. Adapun, target tahun ini US$ 750 hingga 900 juta. "Sementara belum ada pengaruh untuk Adaro. Harga saham tidak berhubungan dengan belanja modal," kata Nadira, Kamis (22/11).

Nadira tidak mengatakan saat ini memang ada tantangan turunnya harga batu bara. Adapun, HBA Oktober 2018 hanya US$ 100,89 per ton.  Padahal, periode September 2018 sebesar US$ 104,81 per ton. Sedangkan pada Agustus US$ 107,83 per ton. 

Namun, perusahaan sudah menyiapkan strategi menghadapi situasi tersebut. Tujuannya, kinerja perusahaan tetap optimal. "Harga batu bara memang tidak bisa kita prediksi, yang bisa kita lakukan adalah terus menjalankan efisiensi," kata Nadira.

Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman mengatakan menurunnya harga saham belum membuat perusahaan berencana untuk menurunkan investasi. Invetasi yang ditargetkan untuk tahun 2018 tetap sesuai dengan perencanaan, yaitu sebesar Rp 5,5 triliun. "Semua rencana investasi masih on schedule," kata Suherman.

(Baca: Pembatasan Impor Batu Bara Tiongkok Rontokkan IHSG 0,95%)

Sejak beberapa hari terakhir, saham perusahaan tambang berguguran, tak terkecuali Adaro. Saham Adaro sejak awal pekan turun sekitar 13% menjadi sekitar Rp 1300 an. Bukit Asam juga turun sekitar 7,6% sejak awal pekan menjadi Rp kisaran Rp 4340.