Blok Rokan yang berada di Riau kini tak lagi jadi andalan utama dalam menggenjot target produksi minyak siap jual (lifting) tahun 2019. Padahal, dalam beberapa tahun terakhir blok yang kini dikelola Chevron Indonesia dan akan dialihkan ke Pertamina tahun 2021 itu menjadi tumpuan dalam mengejar lifting.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher mengatakan produksi Blok Rokan mulai tahun depan turun ke level 180 ribu barel per hari (bph). Sedangkan tahun ini targetnya hanya 213.551 bph.
Penurunan itu menurut Wisnu, merupakan kejadian alamiah. Ini karena blok tersebut sudah tergolong tua dan diproduksi lebih dari 50 tahun.
Dengan kondisi tersebut, SKK Migas menilai penyumbang lifting minyak terbesar untuk tahun depan akan dihasilkan Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu. Tahun depan, lifting minyak Blok Cepu diperkirakan sebesar 212 ribu bph, lebih tinggi dari target tahun ini 205 ribu bph. "Kalau secara volume Cepu sudah di atas Rokan," kata Wisnu kepada Katadata.co.id, Kamis (20/9).
Tidak hanya Cepu, untuk mencapai lifting minyak tahun depan akan ada tambahan produksi dari blok lainnya. Di antaranya, wilayah kerja PT Pertamina EP, di Blok ONWJ oleh Pertamina Hulu Energi ONWJ, dan di Blok Mahakam oleh Pertamina Hulu Mahakam (PHM).
Wisnu mengatakan nantinya target lifting minyak KKKS utama tahun depan akan didetailkan dalam pembahasan program kerja dan anggaran (WP&B) bulan Oktober. Pembahasan WP&B itu juga untuk melihat KKKS mana saja yang akan mengalami penurunan produksi di tahun depan.
(Baca: Target Lifting Blok Rokan Tahun Depan Turun 15%)
Dari data SKK Migas, selama delapan bulan terakhir, lifting minyak mencapai 772.925 bph, di bawah target 800 ribu bph tahun ini. SKK Migas memperkirakan hingga akhir tahun ini lifting minyak hanya mencapai 774.676 ribu bph. Dalam rapat panja pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR sebelumnya telah menyepakati lifting minyak tahun depan 775 ribu bph.
Sementara lifting gas bumi disepakati sebesar 1.250 juta barel setara minyak per hari (boepd). Ini meningkat dibandingkan target APBN tahun ini sebesar 1.200 juta boepd. Secara kumulatif, lifting migas tahun depan sebesar 2.025 juta boepd, meningkat dibandingkan tahun ini sebesar 2.000 juta boepd.