PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memastikan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 tetap berjalan. Proyek itu saat ini masuk tahap finalisasi pemenuhan pembiayaan (financial close).
Direktur Pengadaan Strategis 2 PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan proyek itu rencananya akan menyelesaikan pembiayaan tahun ini. "Mudah-mudahan nanti Jawa 1. Inshaallah akhir tahun ini, " kata dia di Tangerang, Selasa (18/9).
Proyek ini memiliki kapasitas 2x880 Megawatt (MW). Proyek ini digarap konsorsium Pertamina, Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation. PT Pertamina (Persero) memiliki saham 40%, Marubeni Corporation 40%, dan Sojitz Corporation 20%.
Ketua Konsorsium Pertamina Gianyar pernah mengatakan Proyek ini memang 75% didanai Asian Development Bank (ADB), Japan Bank for International Corporation (JIBC), dan Nippon Export of Investment (NEXI). Nantinya JIBC akan menjadi pemberi dana paling besar, namun Ginanjar belum mau menjelaskan besaran dari peminjam tersebut.
Selain dari lembaga pemberi pinjaman internasional, 25% pendanaan berasal dari peserta konsorsium. Adapun dana yang dibutuhkan dalam pembangunan proyek ini sebesar US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 24 triliun.
Ginanjar juga pernah menargetkan penandatanganan pemenuhan pembiayaan (financial close) terjadi di September 2018. Ini pun mundur dari target yang diberikan PLN yakni 12 bulan untuk mencapai tahap penyelesaian pendanaan sejak Januari 2017 lalu.
(Baca: Demi Negara, Pertamina-PLN Teken Kontrak Listrik Proyek Jawa 1)
Listrik yang dihasilkan pembangkit Jawa-1 ini akan disalurkan ke sistem kelistrikan Jawa-Bali melalui jaringan transmisi 500 kV dari lokasi pembangunan ke Gardu Induk 500 kV Cibatu Baru di Cibatu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Panjang jaringan transmisi yang dibutuhkan sekitar 52 kilometer.