Kuota Solar Subsidi Tahun Depan Berkurang

Arief Kamaludin | Katadata
18/9/2018, 09.27 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat kuota Solar bersubsidi untuk tahun depan turun dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Pertimbangannya adalah kebijakan pencampuran 20% minyak sawit ke Solar (B20).

Tahun depan kuota solar disepakati sebesar 14,50 juta Kilo Liter (KL). Adapun kuota tahun ini sebesar 15,62 juta KL. "Volume minyak solar 14,50 juta KL, setuju," kata Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu menyepakati usulan pemerintah pada rapat kerja di dengan Kementerian ESDM, Jakarta, Senin malam (17/9).

Sementara itu, selama delapan bulan terakhir, realisasi konsumsi Solar subsidi hanya 9,97 juta KL. Dalam rapat kerja sebelumnya dengan komisi VII DPR, Menteri ESDM Ignasius Jonan memprediksi hingga akhir tahun ini penyerapan Solar subsidi hanya 14,5 Juta KL.

Hal ini lah yang menjadi pertimbangan pemerintah mengusulkan kuota solar tahun depan lebih rendah dari tahun ini. Apalagi dengan adanya kebijakan B20 pemerintah memperkirakan penyerapan Solar tidak akan melebihi kuota. "Jadi kami usulkan solar 2019 14,5 juta KL saja utuk subsidi," kata Jonan dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis (6/9).

Komisi VII DPR dan Kementerian ESDM juga menyepakati subsidi tetap Solar sebesar Rp 2.000 per liter untuk tahun depan. Ini lebih besar daripada tahun ini yang hanya Rp 500 per liter.

Adapun untuk kuota minyak tanah tahun depan disepakati sebesar 0,61 juta KL. Angka ini tidak berubah dari yang telah ditetapkan pada APBN tahun ini.

Dari data Kementerian ESDM, selama delapan bulan terakhir serapan minyak tanah sebesar 0,36 juta KL. Adapun hingga akhir tahun diprediksi serapan minyak tanah hanya mencapai 0,55 juta KL, lebih rendah dari kuota yang ditetapkan tahun ini.

(Baca: Pemerintah Sepakat Naikkan Subsidi Solar Menjadi Rp 2.000 per Liter)

Sementara itu, kuota elpiji subsidi tiga kilogram (3 kg) tahun depan disepakati sebesar 6.978 juta Metrik Ton (MT). Ini meningkat dibandingkan tahun ini sebesar 6.450 juta MT.

Sejak Januari sampai Agustus 2018 realisasi elpiji subsidi 3 kg sudah mencapai 4.334 juta MT. Sementara itu pemerintah memperkirakan sampai akhir tahun ini serapan subsidi elpiji 3 kg mencapai 6.620 juta MT.

Reporter: Anggita Rezki Amelia