Pemerintah memastikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak akan naik dalam waktu dekat. Kebijakan ini diambil meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah hingga hampir menyentuh level 15.000.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan harga BBM tidak naik demi menjaga daya beli masyarakat. "Pemerintah tidak berencana menaikan harga BBM dalam waktu dekat," kata dia di Jakarta, Selasa (4/9).
Sejak akhir 2014, Kementerian ESDM mencatat harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium mengalami penurunan sebanyak empat kali sedangkan kenaikannya sebanyak tiga kali. Harga tertinggi sempat menyentuh Rp 8.500 per liter namun sejak 1 April 2016 hingga saat ini harganya Rp 6.450 per liter.
Sementara untuk BBM jenis Solar, penurunan harganya tercatat sebanyak lima kali sedangkan kenaikannya sebanyak 2 kali. Sejak 1 April 2016, harga Solar bertahan di angka Rp 5.150 per liter.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah terus tertekan. Hingga hari ini kurs rupiah sudah di level Rp 14.900 per dolar.
Namun, berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah di pasar forward untuk jangka waktu satu bulan telah menembus level 15.100 per dolar AS, sedangkan untuk jangka tiga bulan telah menembus level 15.400. Dengan kurs forward yang di atas Rp 15.000 biaya lindung nilai (hedging) dolar AS bakal lebih mahal.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan pelemahan nilai tukar rupiah lebih disebabkan oleh faktor eksternal. Faktor eksternal yang berulang kali disebut di antaranya potensi kenaikan lebih lanjut bunga acuan AS, perang dagang antara AS dan Tiongkok, hingga sentimen negatif terkait krisis Turki dan Argentina. Tumpukan isu global tersebut memicu pelarian modal asing dari pasar keuangan negara berkembang ke aset safe haven seperti dolar AS.