PT Pertamina EP (PEP) berencana menguji coba teknologi tingkat lanjut (Enhanced Oil Recovery/EOR) secara penuh di Lapangan Tanjung, Kalimantan Selatan mulai tahun ini. Tujuannya untuk meningkatkan produksi.
Saat ini anak usaha Pertamina itu masih dalam tahap persiapan. “Di Lapangan Tanjung akan dilakukan EOR full scale," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas BUmi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Djoko Siswanto dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR, Senin (27/8).
Hingga 23 Agustus 2018 lalu, sumur injeksi T-0461 sudah siap. Berikutnya, Pertamina EP harus melakukan pengerjaan ulang (workover) lima sumur produksi.
Selain itu, material polimer untuk tes injeksi sudah ada di Jakarta. Namun, unit injeksi polimer masih dalam proses pengiriman dan akan tiba di Lapangan Tanjung akhir Oktober 2018. Injeksi Polimer dan peresian akan dilakukan pertengahan bulan November 2018.
Rencananya, Pertamina akan melakukan kerja sama operasi dengan Repsol. Perusahaan asal Spanyol ini akan mengirimkan proposal kerja sama penggunaan teknologi EOR di Lapangan Tanjung pada akhir bulan agustus 2018.
Kementerian dan Lembaga beserta Pertamina EP pun telah membentuk tim pemantauan pelaksanaan peningkatan produksi minyak bumi di lapangan tanjung. Ini dalam rangka menyusun langkah strategis untuk percepatan peningkatan produksi di lapangan tanjung dengan metode EOR.
Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf berharap teknologi itu bisa meningkatkan produksi. “Kalau berhasil bisa naik 5-10%,"ujar dia.
Tambahan produksi ini diperkirakan membutuhkan waktu sekitar beberapa tahun. Alasannya di Tanjung ada sekitar 200 sumur produksi.
(Baca: Kenaikan Harga Minyak Dinilai Momentum Penggunaan Teknologi EOR)
Produksi minyak Lapangan Tanjung saat ini sekitar 2.300 barel per hari (bph). Mengacu data Kementerian ESDM, perkiraan penambahan produksi kumulatif dari EOR polimer tersebut sampai tahun 2035 sekitar 34 ribu stok tank barel (MSTB).