Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membuka peluang pengelolaan Blok Rokan di Riau dilakukan secara bersama antara PT Chevron Pacific Indonesai dan PT Pertamina (Persero). Ini mengingat kedua menyatakan berminat mengelola blok itu setelah kontrak berakhir 2021.
Menurut Luhut hal itu bisa terjadi karena pengelolaan Blok Rokan masih dalam proses evaluasi. "Pertamina dan dia (Chevron)kan bisa saja kerja sama," kata dia di Jakarta, Kamis (26/7).
Pengelolaan bersama itu juga dimungkinkan secara peraturan. Pengelolaan blok minyak dan gas bumi yang akan berakhir kontraknya ini diatur dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 23 tahun 2018.
Dalam aturan itu ada beberapa skema dalam menentukan pengelolaan blok berakhir. Pertama, memberikan perpanjangan kepada kontraktor eksisting. Kedua, diberikan kepada Pertamina. Ketiga, pengelolaan bersama Pertamina dan eksisting. Keempat, lelang.
Chevron selaku kontraktor eksisting sudah mengajukan perpanjangan kontrak Blok Rokan ke Menteri ESDM melalui SKK Migas pada Jumat (20/7). Setelah mengajukan surat itu, Chevron terus menjalin komunikasi dengan pemerintah, salah satunya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Dalam pekan ini petinggi Chevron sudah dua kali menghadap Luhut. Petinggi Chevron yang hadir antara lain Managing Director Chevron IndoAsia Business Asia Chuck Taylor, Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak dan Senior Vice President Policy, Government and Public Affairs Chevron Indonesia Yanto Sianipar.
Pada pertemuan pertama Selasa lalu (24/7), menurut Luhut petinggi Chevron mengungkapkan rencana investasi hingga US$ 88 miliar dan produksi hingga 700 ribu barel per hari selama 20 tahun jika kontrak diperpanjang. Adapun pertemuan kedua yakni Jumat (26/7) dan tidak dihadiri Yanto Sianipar.
Di sisi lain, Pertamina sudah presentasi proposal Blok Rokan di Kementerian ESDM, Kamis (19/7). Namun proposal Pertamina sempat dikembalikan lantaran kurang lengkap. Kemudian, Pertamina melengkapi proposalnya Rabu (26/7).
Saat ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mengevaluasi proposal Chevron dan Pertamina. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan evaluasi ini untuk mencari yang bisa memberikan yang terbaik untuk negara. “Targetnya awal Agustus selesai," ujar dia di Jakarta, Kamis (26/7).
(Baca: Proposal Lengkap, Pertamina Siap Rebut Blok Rokan dari Chevron)
Ada beberapa hal yang dinilai oleh Kementerian ESDM dalam memutuskan nasib Blok Rokan. Di antaranya aspek komersial yang ditawarkan kedua perusahaan, komitmen kerja pasti lima tahun pertama, komitmen lanjutan setelah lima tahun pertama, dan besaran bonus tanda tangan.