Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rencana PT Chevron Pasific Indonesia jika kontrak Blok Rokan diperpanjang. Salah satunya adalah dengan mengucurkan dana investasi sebesar US$ 88 miliar dalam waktu 20 tahun ke depan.
Rencana itu disampaikan saat petinggi Chevron mengunjungi kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Selasa (24/7). Adapun petinggi Chevron yang hadir antara lain Managing Director Chevron IndoAsia Business Asia Chuck Taylor, Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak dan Senior Vice President Policy, Government and Public Affairs Chevron Indonesia Yanto Sianipar.
Dalam pertemuan itu menurut Luhut, petinggi Chevron menyatakan kalau dana sebesar US$ 88 miliar akan digunakan dalam penerapan teknologi tingkat lanjut (Enhanced Oil Recovery/EOR) dengan skala penuh. "Jadi dengan teknologi dia itu bisa meningkatkan kapasitas cadangan dari minyak di sana ke 1,2 miliar barel," kata Luhut di Jakarta, Selasa (24/7).
Investasi US$ 88 miliar terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama yakni 10 tahun sejak kontrak baru berlaku. Tahap pertama ini akan mengucurkan dana US$ 33 miliar dan harapannya bisa menghasilkan minyak 500 juta barel.
Kemudian tahap kedua akan diterapkan dalam 10 tahun berikutnya. Dalam fase ini, perusahaan asal Amerika Serikat itu akan menggelontorkan US$ 55 miliar dengan memproduksi hingga 700 juta barel.
Terkait bagi hasil yang diminta Chevron dalam proposalnya, Luhut tidak mau merincinya.Itu akan dievaluasi ementerian ESDM. "Nanti diomongin bersama Kementerian ESDM," kata dia.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan masih mengevaluasi proposal Chevron hari ini. Akan tetapi, hasilnya belum bisa dipublikasikan. "Evaluasi saya hari ini," kata dia.
Chevron mengajukan proposal perpanjangan kontrak kepada Menteri ESDM melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) pada Jumat (20/7). Chevron yakin proposal yang diajukannya akan memberikan nilai tambah bagi rakyat Indonesia.
“Kami bangga akan kemitraan yang kuat dengan rakyat Indonesia. Dengan kerendahan hati, berharap dapat melanjutkan pengelolaan Rokan atas nama rakyat Indonesia, serta pada saat yang sama memberikan kontribusi kepada masyarakat untuk puluhan tahun ke depan,” ujar Albert kepada Katadata.co.id, Jumat (20/7).
(Baca: Pertamina Pakai Teknologi yang Sama dengan Chevron di Blok Rokan)
Adapun produksi siap jual (lifting) Blok Rokan sejak awal Januari hingga akhir Juni 2018 mencapai 207.148 barel per hari (bph) atau 97 % dari target 213.551 bph. SKK Migas memprediksikan, hingga akhir tahun ini, lifting minyak Blok Rokan mencapai 205.952 bph atau 96,4 % dari target.