Jatah saham PT Freeport Indonesia untuk Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Mimika ternyata tidak gratis. Kedua pemerintah daerah itu harus menyetorkan dana sekitar US$ 856 juta untuk dapat memiliki 10% saham PT Freeport Indonesia.

Harga tersebut mengacu pada valuasi 100% saham PT Freeport Indonesia yang mencapai US$ 8,56 miliar. Saham pemerintah daerah itu nantinya akan diambil dari jatah negara melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebesar 51%.

Sementara itu, untuk mendapatkan 51% saham Freeport Indonesia, Inalum akan membeli 40% hak kelola Rio Tinto sebesar US$ 3,5 miliar. Hak kelola ini nantinya akan dikonversi menjadi saham Freeport yang nilainya tetap sebesar 40%.

Selain itu, Inalum akan membeli saham 9,36% PT Indocopper Investama seharga US$ 350 juta. Besaran saham itu nantinya akan terdelusi menjadi sekitar 5,6%.

Adapun, saham yang dimiliki pemerintah saat ini sebesar 9,36% itu juga akan terdelusi menjadi sekitar 5,6%. Alhasil, saham itu bisa mencapai sekitar 51%.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan untuk saham pemerintah nantinya akan ditalangi perusahaannya. “Kami akan pinjamkan. Jaminannya kami pegang sahamnya dan secara bertahap dilunasi,” kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/7).

Pendanaan itu nantinya akan berasal dari bank asing. Menurut Juru bicara Inalum Rendi Witular, perbankan dalam negeri tidak bisa mendanai itu karena ada keterbatasan likuiditas dolar Amerika Serikat.

Meski begitu, Rendi yakin, Inalum bisa melunasi utang tersebut. Keyakinan itu berkaca pada kinerja keuangan Inalum sepanjang tahun lalu. Pendapatan perusahaan ini sebesar Rp 47,18 triliun. Adapun, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp 12,3 triliun dengan margin EBITDA 26,13%. Alhasil, laba tahun berjalan Inalum pada 2017 sebesar Rp 6,8 triliun.

(Baca: Punya Kas Rp 16 Triliun, Inalum Cari Utang untuk Beli Saham Freeport)

Per akhir tahun 2017, Inalum memiliki kas sebesar Rp 16,14 triliun. Sedangkan aset perusahaan mencapai Rp 93,2 triliun dengan Return on Equity (ROE) sebesar 10,3%. “Kami sangat mampu,” ujar dia.

Reporter: Fariha Sulmaihati