Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih menginvestigasi penyebab pipa milik CNOOC yang bocor di Perairan Bojonegara, Banten. Dugaan sementara, bocornya pipa tersebut akibat terkena jangkar kapal.
Direktur Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Soerjaningsih menduga ada kapal yang melepas jangkarnya sekitar 60 meter dari posisi pipa. Padahal seharusnya jangkar boleh dilepas dengan jarak 1.750 meter dari lokasi pipa.
Namun dugaan ini masih diselidiki oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, termasuk identitas pemilik kapal. "Kalau lihat dari videonya deket banget (jangkarnya), tapi ini biar diselidiki Kepolisian," kata Soerjaningsih kepada Katadata.co.id, Selasa (10/7).
Sementara itu menurut Soerjaningsih, kebocoran pipa ini tidak memberi dampak bagi lingkungan. Alasannya tidak ada kondensat yang ikut tumpah akibat bocornya pipa CNOOC itu. Apalagi gas yang bocor merupakan gas ringan yang tekanannya terus turun, sehingga tidak berdampak bagi lingkungan.
Sejak kebocoran itu, aliran gas dari sumur milik CNOOC juga ditutup. Untuk kembali normal, Soerjaningsih mengaku butuh sekitar tiga pekan.
Ditemui terpisah, Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher mengatakan tim penyelam sudah bersiap menyelam untuk mengecek kondisi pipa termasuk kadar gas yang yang terbuang. "Tinggal menunggu izin untuk menyelam dari aparat setempat, terus mereka melakukan pengeekan terhadap sisa semburan,"kata dia di Jakarta, Selasa (10/7).
Pengecekan pipa itu penting untuk mengetahui seberapa jauh kerusakanya. Dengan demikian SKK Migas bisa menyusun rencana perbaikan pipa tersebut ke depan. Adapun sejak pukul 15.46 WIB, pada Senin (9/7), sudah tidak ada semburan gas yang bocor.
Setelah kebocoran pipa itu, CNOOC menghentikan sementara aliran gas melalui pipa itu ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Cilegon yang dikelola oleh PLN. Namun sumur gas tetap berproduksi. "Hanya diatur saja alirannya," kata Wisnu.
Wisnu mengaku pihaknya masih rapat dengan PLN untuk mencari solusi terkait pasokan gas untuk PLTGU Cilegon. Namun ia belum mau merinci poin-poin dari pertemuan itu.
Namun Kementerian ESDM membuka peluang untuk mendatangkan pasokan gas tambahan untuk kebutuhan PLTGU Cilegon, yakni dari ConocoPhillips. Ini sebagai salah satu opsi mengatasi kekurangan pasokan gas pembangkit tersebut akibat bocornya pipa gas dari CNOOC.
(Baca: Pipa CNOOC Bocor, ConocoPhilips Berpeluang Pasok Gas ke PLTU Cilegon)
Kepala Divisi Pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Chairani Rachmatullah mengatakan kebutuhan total gas PLTGU Cilegon sebesar 88-100 BBTUD. Menurut Chairani, 60 BBTUD dipenuhi oleh CNOOC, sisanya dipenuhi oleh PGN. Namun karena adanya kebocoran pipa hanya PGN yang kini memasok gas untuk PLTGU Cilegon.