Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan adanya kebocoran pipa gas bumi. Pipa itu mengalirkan gas dari Pabelokan, Kepulauan Riau ke Cilegon, Banten.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher hingga kini belum bisa memastikan pipa tersebut milik PT Perusahaan Gas Negara/PGN Tbk atau perusahaan asal Tiongkok, CNOOC. Penyebabnya hal tersebut masih dalam pengecekan.
“Bersama ini di sampaikan preliminary information bahwa telah terjadi kebocoran subsea gas pipeline 20"OD yang mengalirkan gas dari Pabelokan CNOOC ke Cilegon,” kata Wisnu kepada Katadata.co.id, Senin (9/7).
SKK Migas juga belum bisa memastikan penyebab kebocoran dari pipa tersebut. Alasannya tim masih melakukan investigasi mengenai kebocoran tersebut.
Yang jelas, tim penyelam sudah dikerahkan ke lokasi yang diduga mengalami kebocoran. “Penyebab kebocoran masih under investigation. Diving Support Vessel dan penyelam sedang dalam perjalanan dari Pabelokan ke Cilegon. Laporan lengkap akan disusulkan kemudian,” ujar Wisnu.
(Baca: Rencana Lelang Proyek Pipa Gas Tahun Ini Meleset)
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama membantah pipa itu merupakan miliknya. Ini mengacu pada plot koordinat area perairan Bojonegara pada posisi 5o 55' 52" S / 106o 07' 075" E.
Dari plot koordinat, posisi kebocoran tidak berada di jalur pipa PGN, namun lebih dekat pada jalur pipa gas milik Produsen/ kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang mengalirkan gas dari Pulau Pabelokan ke Cilegon.
Hal itu juga sesuai dengan hasil koordinasi dan survei KSOP dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Banten. "Saat menghubungi dan koordinasi produsen didapatkan konfirmasi bahwa pipa Produsen/K3S yang bocor dan saat ini sudah di-declare kondisi krisis," ujar Rachmat.
Kondisi dan penyebab kebocoran masih dalam pemeriksaan & penyelidikan dari Produsen/K3S. Namun PGN memastikan kondisi penyaluran pipa PGN LBM-BJN dalam kondisi normal.