Presiden Joko Widodo dijadwalkan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sindereng Rappang (Sidrap) di Sulawesi Selatan Senin (2/7). Pembangkit ini merupakan pertama yang ada di Indonesia.
PLTB Sidrap berkapasitas 75 megawatt (MW) dan digerakkan 30 Wind Turbin Generator atau kincir angin dengan tinggi masing-masing mencapai 80 meter dan panjang baling-baling 57 meter. Sebagai perbandingan, PLTB Burgos di Filipina memiliki kapasitas 150 MW.
Satu kincir anginnya mampu menghasilkan 2,5 MW. Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai 40%.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan pernah menjelaskan pada awal Oktober tahun lalu, Kabupaten Sidrap dipilih karena memiliki potensi angin yang bagus sehingga cocok untuk dibangun pembangkit listrik berbasis angin. Adapun estimasi kecepatan angin di lokasi tersebut berkisar 7 meter per detik (m/s).
Proyek PLTB ini dikembangkan oleh PT UPC Sidrap Bayu Energi dengan investasi senilai US$ 150 juta. PT UPC Sidrap Bayu Energi merupakan konsorsium yang terdiri dari UPC Renewables Asia I, UPC Renewables Asia III, Sunedison dan Binatek Energi Terbarukan.
Sebagian biaya proyek yang dibangun di atas tahan seluas 100 hektare ini, berasal dari pinjaman Overseas Private Investment Corporation (OPIC), yakni lembaga keuangan pembangunan pemerintah Amerika Serikat. Jumlah pinjamannya US$ 120 juta dengan jangka waktu 16,5 tahun.
Proyek yang sudah beroperasi di akhir Maret 2018 membutuhkan waktu pembangunan sekitar 2,5 tahun atau sejak Agustus 2015. Pembangkit ini dapat mengalirkan listrik ke lebih dari 70 ribu rumah pelanggan dengan asumsi daya 900 VA. Sedangkan jika dayanya 450 VA maka listrik yang dihasilkan dapat dinikmati oleh 140 ribu rumah.
Pembangunan PLTB Sidrap merupakan wujud komitmen pemerintah dalam menggalakkan bauran energi primer Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang ditargetkan sebesar 23% pada tahun 2025 mendatang. “Keberpihakan Pemerintah kepada EBT,” ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, kepada Katadata.co.id, Senin (2/7).
Selain Sidrap, ada peresmian dua pembangkit listrik lainnya. Mereka yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Punagaya yang berkapasitas 2x100 MW dan PLTU Independent Power Producer (IPP) Jeneponto Ekspansi Kapasitas 2x135 MW.
Ada juga proses peletakan batu pertama (groundbreaking) tiga pembangkit. Di antaranya adalah PLTU Sulsel Barru 2 dengan kapasitas 100 MW, Pembangkit Listrik tenaga Mesin Gas (PLTMG) Luwuk berkapasitas 40 MW, dan PLTB Tolo, Jeneponto dengan kapasitas 72 MW.
“Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendampingi Presiden Joko Widodo untuk meresmikan dan groundbreaking enam Proyek Infrastruktur Ketenagalistrikan region Sulawesi,” dikutip dari Lembar Fakta yang dirilis Kementerian ESDM, Senin (2/7).
Proyek infrastruktur ketenagalistrikan yang akan diresmikan dan groundbreaking, ini memiliki total kapasitasnya adalah sebesar 757 MW dengan total nilai investasi lebih dari US$ 1,168 miliar. Proyek infrastruktur ini juga menyerap tenaga kerja hingga 4.480 orang sejak tahap konstruksi hingga operasional.
Pembangkit listrik tersebut merupakan bagian dari program ketenagalistrikan 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintah. Selain itu, pembangkit-pembangkit ini dibangun, juga sebagai realisasi target rasio elektrifikasi Nasional hingga lebih dari 99% pada 2019.
(Baca: PLN Gaet Investor Prancis Bangun Pembangkit Tenaga Angin dan Surya)
Adapun, rasio elektrifikasi nasional saat ini sudah mencapai 96%. Sementara, rasio elektrifikasi di Provinsi Sulawesi Selatan telah mencapai lebih dari 99%.k