PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk resmi menguasai mayoritas saham PT Pertamina Gas (Pertagas) dari perusahaan induknya, PT Pertamina (Persero) yang merupakan bagian dari pembentukan induk usaha (holding). Ini ditandai penandatanganan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA) antara PGN dan Pertamina diteken hari ini, Jumat (29/6).
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno masih enggan menyebut nilai akuisisi itu, yang akan diumumkan oleh PGN sendiri. "Sudah resmi. Nanti yang umumkan valuasi PGN, karena dia public company," kata Fajar di Jakarta, Jumat (29/6).
Meski masih merahasiakan nilainya, menurut Fajar, integrasi ini tidak memerlukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PGN. Adapun skema integrasi Pertagas - PGN ini menggunakan skema akuisisi.
Akan tetapi, itu tidak menutup kemungkinan ada perubahan skema integrasi itu. "Sementara akuisisi, ya bisa saja nanti 2-3 tahun lagi diubah," kata Fajar.
Fajar pernah menyebutkan valuasi aset Pertagas tidak akan mencapai US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 34,7 triliun. Adapun, tahun 2017, total aset PGN mencapai US$ 6,3 miliar. Sementara liabilitas perusahaan sebesar US$ 3,1 miliar.
Dengan penandatanganan CSPA ini, PGN menjadi pemilik mayoritas Pertagas sebanyak 51%. “Sesuai dengan CSPA, transaksi akan diselesaikan dalam 90 hari ke depan,” ujar Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyowati menginginkan integrasi itu tidak menimbulkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). “Secara organisasi yang pasti patokannya tidak boleh ada lay off,” ujar diabeberapa waktu lalu.
Direktur Utama PGN Jobi Triananda mengatakan integrasi perusahaannya dan Pertagas akan menciptakan beberapa keuntungan. Keuntungan ini bisa dinikmati pada 2024.
Salah satu keuntungan itu adalah peningkatan pendapatan PGN sekitar US$ 0,5 hingga 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun per tahunnya. Penyebabnya karena sudah tak ada lagi tumpang tindih infrastruktur. Nantinya aset-aset seperti FSRU Lampung akan digabung dengan Nusantara Regas.
(Baca: Holding Migas Bisa Tingkatkan Pendapatan PGN Hingga Rp 14 Triliun)
Pelaksana Tugas Harian (PTH) Direktur Utama Pertagas Indra Setyawati mengatakan dengan holding migas sejumlah proyek pipa seperti Gresik-Semarang, Gresik -Musi, Duri-Dumai dan Arun-Belawan bisa semakin ditingkatkan pemanfaatannya. Nantinya pipa-pipa itu akan diintegrasikan dengan sejumlah indutri di kawasan ekonomi khusus (KEK) seperti di Semangke.
"Sekarang kan pasokan dari ConocoPhilips banyak, bisa disalurkan di Jawa dan Sumatera," kata Indra.