Biaya pengembangan Lapangan Merakes di Blok East Sepinggan, Kalimantan Timur berhasil turun. Biaya ini turun karena ada pemangkasan pengadaan barang dan jasa di proyek yang dikelola Eni.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan Proyek Merakes berhasil dipangkas sebesar US$ 1,08 miliar atau sekitar Rp 15 triliun. “Itu operational expenditure dan capital expenditure. Eni juga setuju,” kata dia di Jakarta, Kamis (31/5).
Dengan pemangkasan itu maka penggantian biaya operasional kontraktor yang harus dibayarkan pemerintah (cost recovery) juga semakin berkurang. Akan tetapi, pemangkasan itu tidak mengubah kapasitas produksi migas dari proyek.
Dalam pengembangan Lapangan Merakes, Eni akan membangun anjungan (platform), pengeboran beberapa sumur, dan pembangunan pipa bawah laut /(subsea) sepanjang 60 km. Pipa ini akan menghubungkan anjungan di Lapangan Merakes ke fasilitas produksi terapung (Floating Production Unit/FPU) Jangkrik.
Arcandra mengatakan proyek tersebut akan beroperasi tahun 2019. Volume produksi lapangan ini ditargetkan mencapai 150 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Produksi lapangan Merakes akan masuk ke unit fasilitas pengolahan Jangkrik.
Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) secara total, nilai investasi dari Lapangan Merakes saat ini tidak lebih dari US$ 1,5 miliar. “Pokoknya nilai proyeknya sekitar US$ 1,1 miliar,” ujar dia.
(Baca: Kementerian ESDM Setujui Rencana Pengembangan Merakes dan Kasuri)
Blok East Sepinggan dioperatori Eni dengan hak kelola sebesar 85%. Sisanya sebesar 15% dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya Pertamina Hulu Energi (PHE).