PT Freeport Indonesia mencatat realisasi ekspor konsentrat sejak Februari hingga April 2018 sudah mencapai 24% dari kuota ekspor yang telah ditetapkan pemerintah. Adapun konsentrat itu diekspor ke enam negara.
Direktur Eksekutif Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan sejak pemerintah memberikan izin sejak 19 Februari 2018 hingga akhir April 2018 ekspor sudah mencapai 305.900 ton. Adapun kuota ekspor Freeport tahun ini 1,247 juta ton. "Kami ekspor ke berbagai negara," kata dia dalam rapat dengar pendapat di Komisis VII DPR, Jakarta, Kamis (24/5).
Secara terperinci, ekspor ke Korea Selatan sebesar 44.000 ton. Kemudian Jepang 104.500 ton, India 36.400 ton, Tiongkok 88.000 ton, Spanyol sebesar 22.000 ton, dan Bulgaria sebesar 11.000 ton.
Selain itu Tony juga menjelaskan mengenai kemajuan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) Freeport di Gresik, Jawa Timur. Sejauh ini sudah beberapa hal yang diselesaikan perusahaan asal Amerika Serikat itu.
Freeport telah menyelesaikan studi kelayakan, izin lingkungan dan penguasaan lahan di Gresik. Mereka juga sudah menimbun lahan sepanjang 3,5 meter dan telah melakukan Ground Improvement Engineering atau rekayasa perbaikan tanah.
Freeport menargetkan pada Agustus 2018, perkembangan pembangunan smelter bisa mencapai 103% dari rencana. Kemajuan smelter Freeport ini akan dinilai oleh verifikator independen mengacu Permen ESDM Nomor 35 Tahun 2017.
(Baca: Kemendag Terbitkan Izin Ekspor Freeport Hingga Februari 2019)
Hingga April 2018, biaya yang sudah dikeluarkan Freeport untuk proyek smelter mencapai US$ 103 juta dari total anggarannya US$ 2,59 miliar. Nantinya smelter ini akan memiliki kapasitas inputnya diperkirakan di atas 2 juta ton.