Sofyan Basir yang kini menjabat Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) menolak jika dicalonkan menjadi Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Saat ini memang posisi Direktur Utama calon induk usaha (holding) itu masih kosong sejak Elia Massa Manik dicopot.
Namun, Sofyan mengatakan tidak mengetahui mengenai bursa nama-nama Direktur Pertamina. Dia juga meragukan ada yang mau mengangkat dirinya menjadi orang nomor satu di Pertamina.
Yang jelas, orang nomor satu di PLN ini tidak bersedia untuk dicalonkan menjadi Direktur Utama Pertamina. “Tidak. Lebih kuat listrik daripada Bahan Bakar Minyak (BBM),” kata Sofyan di Jakarta, Selasa (24/4).
Hingga kini juga belum ada tawaran dari siapa pun, termasuk pemerintah, yang datang untuk menjadikan dirinya sebagai Direktur Utama Pertamina. Sofyan pun menyerahkan posisi tersebut kepada orang lain.
Sebagaimana diketahui pada Jumat (20/4) pekan lalu, Menteri BUMN Rini Soemarno resmi mencopot liam direksi Pertamina. Salah satunya direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik. Ini merupakan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Pertamina (Persero) pada Jumat (20/4).
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan ada lima jajaran direksi yang dicopot. "Bahwa telah dilakukan RUPS untuk Pertamina. Ibu menteri selaku RUPS telah buat keputusan pemberhentian dengan hormat," kata dia di Jakarta, Jumat (20/4).
Ada lima posisi yang diganti dalam RUPS termasuk Direktur Utama Elia Massa Manik. Kemudian, Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia (MPPP) Pertamina Ardhy N. Mokobombang, Direktur Pengolahan Toharso, Direktur Manejemen Aset Dwi Wahyu Daryoto, Direktur Pemasaran Korporat Muchamad Iskandar.
Adapun, susunan direksi yang baru adalah Pelaksana tugas Direktur Utama sekaligus Direktur SDM Nicke Widyawati. Selain itu, Direktur Pengolahan Budi Santoso Syarif, Direktur Keuangan Arief Budiman, Direktur Pemasaran Korporasi Basuki Trikora Putra, Direktur Pemasaran Retail Masud Hamid, Direktur Manajemen Aset, M. Haryo Junianto, Direktur MPPP Heru Setiawan, Direktur Infrastruktur Gandhi Sriwidjojo.
(Baca: Akhir Kisah Elia Massa Manik di Pertamina)
Menurut Fajar pergantian direksi itu dilakukan bersama dengan Dewan Komisaris. Salah satu pertimbangannya, mempercepat implementasi holding. Selain itu adalah perkembangan kondisi terakhir baik itu ada kejadian kecelakaan di pipa balikpapan dan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM).