PT Pertamina (Persero) akan menandatangani kontrak Lapangan Mansouri di Iran, bulan Mei. Namun, kontrak itu baru aktif tahun depan. Alasannya, Pertamina harus melengkapi semua prosedur sesuai syarat dan ketentuan yang ada di kontrak.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan salah satu hal yang perlu diselesaikan dalam kontrak tersebut adalah mitra. "Jadi begini, kami tanda tangan efektifnya setahun kemudian. Sehingga kami punya waktu untuk penuhi Condition Precedent. Dalam waktu satu tahun ini Pertamina belum efektif," kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, pekan lalu. 

Sebenarnya saat ini Pertamina sudah mendapatkan mitra dari Iran di lapangan tersebut. Porsinya 20%. Namun, Pertamina perlu menambah mitra lainnya agar bisa berbagi risiko. Porsi untuk mitra baru itu 30-40%.

Syamsu menyebutkan sudah ada dua calon yang akan menjadi mitra pertamina lainnya. Calon mitra tersebut merupakan perusahaan lokal asal Iran dan internasional.

Selain masalah mitra, ada beberapa persyaratan lainnya yang juga masih diselesaikan Pertamina. Namun Syamsu belum mau merincinya.

Yang jelas, Pertamina berupaya menyelesaikan permasalahan yang ada sesuai dengan kesepakatan yakni satu tahun. "Di dalam CP itu kami harus izin ke pemegang saham. Kami punya satu tahun proses ini harus selesai," kata dia.

Lapangan migas ini sudah berproduksi. Namun, Pertamina berjanji setelah menjadi operator akan meningkatkan produksi ke 250 ribu barel per hari (bph) dalam lima tahun ke depan. Saat ini produksi minyaknya bisa mencapai 60 ribu bph.

Hasil produksi itu juga akan dibawa ke Indonesia. "Nanti pada saat itu bisa diproduksikan, proyek modifikasi kilang (RDMP) sudah jalan," kata Syamsu.

Pengelolaan lapangan Mansouri ini merupakan buah hasil kerja sama dari  kunjungan Presiden Joko Widodo saat melawat ke Iran akhir tahun 2016. Langkah itu juga sejalan dengan upaya Pertamina untuk terus agresif mengembangkan bisnis hulu migas di luar negeri.

(Baca: Dapat Restu Iran, Pertamina Bersiap Jadi Operator Lapangan Mansouri)

Iran merupakan negara dengan cadangan minyak terbesar ke-4 di dunia. Total cadangan minyak terbukti di negara tersebut mencapai 157 miliar barel atau setara 9,3 persen dari total cadangan terbukti di dunia. Iran juga memiliki cadangan gas terbukti terbesar di dunia sebesar 1,200 triliun kaki kubik (TCF), yang setara dengan 18,2 persen dari total cadangan dunia.