Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memasang target baru investasi di sektor energi tahun ini. Tahun ini target investasi hanya US$ 37,2 miliar atau sekitar Rp 509 triliun. Angka ini turun dari target awal investasi sebesar US$ 50,12 miliar.
Target ini turun karena ada perubahan dalam investasi minyak dan gas bumi (migas); dan listrik. Investasi migas turun menjadi US$ 16,8 miliar dari sebelumnya US$ 17,04 miliar. Adapun investasi listrik turun menjadi US$ 12,2 miliar ke US$ 24,88 miliar karena mengacu pada Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang baru.
Sementara itu, investasi sektor mineral dan batu bara (minerba) masih sama sebesar US$ 6,2 miliar. Kemudian sektor Energi Baru dan Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sebesar US$ 2 miliar dan ketenagalistrikan sebesar US$ 12,2 miliar.
Meski turun, target investasi tahun ini paling tinggi daripada realisasi yang pernah dicapai Kementerian ESDM sepanjang empat tahun terakhir. “Kalau ini tercapai, Tahun ini yang tertinggi investasinya," kata dia di dalam seminar Energy Policy di Jakarta, Kamis (19/4).
Tahun 2014 capaian investasi sektor ESDM sebesar US$ 33,5 miliar. Setahun kemudian turun menjadi US$ 32,3 miliar, lalu pada 2016 turun lagi menjadi U$ 29,7 miliar. Sedangkan 2017 merosot menjadi US$ 26,7 miliar.
Untuk mencapai target itu, Kementerian ESDM sudah menghapus 90 peraturan yang terdiri dari dan 96 perizinan yang menghambat investasi. Selain itu, pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Peemerintah (PP) nomor 27 Tahun 2017 yang mengatur perpajakan bagi kontrak PSC Cost Recovery. Ada juga PP Nomor 53 Tahun 2017 tentang perpajakan kontrak Gross Split.
Skema gross split ini lebih fleksibel di blok nonkonvensional seperi minyak dan gas serpih. "Kalau pakai cost recovery saya rasa susah karena pengadaan harus melalui pemerintah. Ini solusinya gross split," kata dia.
Skema kontrak baru itu juga dinilai sudah lebih baik karena bisa memikat investor dalam lelang blok migas tahun lalu. Untuk itu, harapannya lelang tahun ini juga semakin menarik minat investor. Apalagi lelang reguler blok migas masih berlangsung hingga Juni mendatang.
(Baca: Investasi Hulu Migas Kuartal I Tahun 2018 Meningkat)
Ke depannya proses perizinan juga akan satu pintu (Indonesia National Single Window/INSW). “Ini harus kami perbaiki secepat mungkin," ujar Arcandra