Dua Bulan Terakhir, Investasi Hulu Migas Hanya 15% dari Target

KATADATA
Pengeboran minyak lepas pantai.
27/3/2018, 19.16 WIB

Investasi sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) sejak dua bulan terakhir masih 15% dari target Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tahun 2018. Ini karena beberapa perusahaan belum memaksimalkan investasinya.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher mengatakan sejak awal Januari hingga Februari 2018, investasi hulu migas hanya US$ 1,8 miliar atau setara Rp 24 triliun. Padahal target tahun ini US$ 12,6 miliar.

Perincian capaian investasi itu yakni untuk investasi kegiatan eksplorasi sebesar US$ 197 juta. Kemudian pengembangan sebesar US$ 204 juta, produksi US$ 1,255 miliar, dan untuk kegiatan lainnya seperti admistrasi sebesar US$ 177 juta.

Menurut Wisnu, capaian investasi itu masih wajar. Ini karena secara tren, investasi hulu migas akan mulai meningkat pada kuartal II. "Biasa di awal tahun kan masih belum," kata dia di Jakarta, Selasa (27/3).

Atas dasar itu, Wisnu optimistis target investasi tahun ini bisa tercapai. Apalagi harga minyak dunia terus meningkat. Sejak awal tahun hingga saat ini rata-rata harga minyak Indonesia/ICP sudah mencapai US$ 63 per barel.

Wisnu juga membantah jika rendahnya investasi itu karena dampak dari delapan blok migas yang kontraknya berakhir tahun ini. Apalagi dari delapan blok itu sampai saat ini belum ada yang ditandatangani.

Menurut Wisnu, belum ditekennya kontrak delapan itu bukan alasan untuk kontraktor tidak berinvestasi. Ini karena sudah ada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 47 tahun 2017. “Sudah ada Peraturan Menteri itu untuk investasi eksisting bisa diganti,” ujar dia.

(Baca: Darurat Investasi Migas, Pemerintah Dinilai Perlu Terbitkan Perppu)

Sebagaimana diketahui, dari target investasi migas US$ 12,6 miliar tahun ini, sebanyak US$ 0,81 miliar digunakan untuk kegiatan di blok eksplorasi. sementara untuk eksploitasi, alokasinya sebesar US$ 11,79 miliar.

Reporter: Anggita Rezki Amelia