Meneropong Arah Pertamina Setelah Restrukturisasi

Kantor pusat PT Pertamina, Jakarta.
17/2/2018, 07.00 WIB

Sensitivitas ini terlihat jika ada kelangkaan BBM atau elpiji di suatu tempat, masyarakat akan langsung bereaksi. Reaksi masyarakat ini berbeda ketika produksi migas di satu sumur Pertamina turun.

Lagipula, fungsi hulu sudah bisa diturunkan ke anak usahanya seperti PT Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi dan yang terbaru PT Pertamina Hulu Indonesia. ”Hilir tidak bisa karena masih ada komponen subsidi dan ada penugasan pemerintah,” ujar sumber tersebut. 

Semua Lini Bisnis Jadi Prioritas

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan perubahan struktur direksi itu tak lantas mengubah arah kebijakan perusahaan. Masing-masing lini bisnis Pertamina dari hulu hingga hilir menjadi prioritas.

Di hulu, Pertamina akan tetap mencari cadangan minyak dan gas bumi/migas. Di midstream (tengah) ada bisnis pengolahan seperti kilang minyak. Sedangkan di hilir, ada produk Bahan Bakar Minyak/BBM dan elpiji. Ada juga lini bisnis Pertamina mengembangkan energi terbarukan yang tiap tahunnya memiliki target tertentu untuk meningkatkan bauran energi terbarukan.

Berdasarkan rencana kerja dan anggaran (RKA) Pertamina 2018, ada sejumlah proyek yang menjadi fokus Pertamina tahun ini dari hulu hingga hilir. Di antaranya Blok Mahakam, Proyek Jambaran Tiung Biru, akuisisi blok migas di luar negeri seperti Aljazair, pembangunan proyek kilang baru, dan sejumlah rencana pembangunan infrastruktur hilir seperti pipa.

Untuk itu Adiatma mengatakan meski ada perubahan direksi, semua bisnis Pertamina tak berganti. "Masing-masing punya target. Tidak bisa dibilang berat ke hulu atau hilir, " kata dia kepada Katadata, Kamis (15/2).

Penghapusan Direktorat Gas ini juga menurut Adiatma tidak membuat bisnis gas Pertamina terganggu. Bisnis gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG), gas terkompresi (Compressed Natural Gas/CNG), energi baru terbarukan dan jaringan gas kota masih berjalan seperti biasa hanya beralih ke Direktorat Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko.

Adapun, alasan bisnis di Direktorat Gas dialihkan ke Direktorat Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko karena ruang lingkupnya hampir sama. “Itu hasil rapat board of director /BOD kemarin," kata Adiatma.

(Baca: Kementerian BUMN Hapus Direktorat Gas Pertamina)

 Namun, setelah efektif, energi baru terbarukan akan masuk ke Direktorat Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur. Alasannya mengacu energi baru terbarukan terkait dengan infrastruktur ketenagalistrikan.

Halaman: