PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) mencatatkan penjualan bersih Rp 12,55 triliun pada 2017, naik 38 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Komoditas emas masih menjadi komponen terbesar pendapatan, dengan kontribusi Rp 7,37 triliun atau 59 persen dari total penjualan bersih tahun lalu.
Berdasarkan laporan kinerja Antam tahun lalu yang belum diaudit, penjualan emas naik 33 persen. Produksi emas Antam sebesar 2.207 kilogram, dengan penjualan bersih mencapai 10.227 kilogram. Peningkatan penjualan ini juga tidak lepas dari inovasi dan kerja sama Antam dengan beberapa pihak.
Tahun lalu Antam telah menandatangani kerjasama dengan PT Pos Indonesia (Persero) untuk memanfaatkan 205 Kantor Pos di seluruh Indonesia sebagai channel penjualan dan distribusi emas. Perseroan juga melakukan inovasi produk dengan melakukan penjualan produk emas batangan bermotif “Hello Kitty” ke Jepang, inovasi produk emas batik dan emas batangan tematik seperti edisi Natal, Idul Fitri serta produk perhiasan.
“Peningkatan volume penjualan emas, sejalan dengan upaya Perusahaan untuk terus berupaya melakukan perluasan pasar serta inovasi pada produk emas Logam Mulia,” seperi dikutip dalam keterangan resmi Antam pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin (29/1).
(Baca: Semester I, Aneka Tambang Rugi Rp 496 Miliar)
Selain emas, sepanjang tahun lalu Antam juga kembali mencatatkan volume produksi dan penjualan feronikel tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan. Volume produksi pada 2017 tercatat 21.762 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik 7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan penjualannya meningkan 4 persen menjadi 21.813 Tni.
Kenaikan volume produksi dan penjualan feronikel didukung beberapa faktor. Salah satunya selesainya penggantian roof Electric Smelting Furnace (ESF)-3 dan optimasi peralatan produksi pabrik FeNi III secara tepat waktu pada Maret 2017.
Total produksi bijih nikel pada 2017 naik 241 persen menjadi sebesar 5,5 juta wet metric ton (wmt). Sementara total volume penjualannya sebesar 2,8 juta wmt atau naik 285 persen.Antam juga mencatatkan pendapatan dari bijih nikel sebesar Rp 1,32 triliun atau tumbuh sebesar 347 persen dibandingkan periode 2016 yang hanya Rp 295 miliar.
Volume produksi bauksit sepanjang periode 2017 sebesar 705 ribu wmt, naik sebesar 192 persen dibandingkan volume produksi bauksit 2016 sebesar 241 ribu wmt. Dengan peningkatan volume penjualan hingga 181 persen, Antam berhasil meraup nilai penjualan sebesar Rp 398 miliar. Nilai penjualan bauksit meningkat 283 persen dibandingkan 2016.