PetroChina Kucurkan Rp 4,9 triliun Tahun Ini untuk Genjot Produksi

KATADATA
PetroChina International Jabung
10/1/2018, 17.58 WIB

Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal negeri Tiongkok, PetroChina meningkatkan anggaran tahun ini sebesar 39,6% dibandingkan realisasi tahun 2017. Alasannya adalah harga minyak yang mulai membaik.

Presiden PetroChina Gong Bencai mengatakan anggaran itu akan dipakai untuk mengembangkan sejumlah lapangan dan meningkatkan produksi migas. Adapun, investasi tahun ini sebesar US$ 343,2 juta. Jumlah itu terdiri dari belanja modal sebesar US$ 56,9 juta dan US$ 286,3 juta untuk biaya operasional.

Tahun 2017 nilai yang dikeluarkan PetroChina mencapai US$ 245,8 juta. Capaian itu terdiri dari belanja modal sebesar US$ 43,9 juta dan biaya operasional sebesar US$ 201,9 juta.

Dengan dana sebesar itu, tahun ini, PetroChina menargetkan produksi migas hingga 100 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Target ini meningkat dibandingkan realisasi tahun lalu yang hanya mencapai sekitar 95 ribu boepd.  

Produksi tahun ini ditopang sejumlah blok. Kontribusi paling besar adalah blok Jabung dengan produksi sekitar 60 ribu BOEPD. Selain itu ada blok Tuban yang ditargetkan bisa menghasilkan sekitar 10 ribu BOEPD. Blok lainnya yakni West Jambi II, Selat Panjang, Madura dan  Kepala Burung Salawati Basin.

Tahun ini, PetroChina juga akan mengoperasikan blok Bangko, yang sempat tertunda pengembangannya lantaran lokasinya yang terpencil. Targetnya akan ada empat sumur pengembangan yang akan dibor di blok tersebut tahun ini. 

PetroChina juga akan melakukan pengeboran dan komplesi di 16 sumur baru, 17 kegiatan kerja ulang (workover) dan 123 kegaiatan perawatan sumur tahun ini . Target lainnya adalah mengembangkan lapangan Baru yakni Lapangan Sabar dengan target produksi gas sebesar 17 mmscfd dan Lapangan Panen dengan target produksi minyak sebesar 3 ribu bph. 

Harapannya dua lapangan baru itu dapat meningkatkan produksi tahun ini. "Ini langkah-langkah kami untuk tingkatkan produksi tahun ini," ujar President PetroChina Gong Bencai dalam konferensi pers di Jakarta,Rabu (10/1).

Di sisi lain, PetroChina juga tengah melakukan studi pengembangan teknologi pengurasan minyak (EOR) tahun ini. Harapanya EOR bisa diterapkan disejumlah lapangan yang dimiliki PetroChina. Adapun pengembangan teknologi EOR ini akan menggandeng PT Pertamina (Persero).

Gong mengatakan perusahaaanya mulai berbisnis di Indonesia sejak 2002. Sejak itu sudah banyak kontribusi yang dilakukan PetroChina terhadap negara. Gong mengatakan sejak 2002, PetroChina telah berkontribusi berupa pajak lebih dari US$ 3 miliar, selain itu dana bagi hasil yang diberikan kepada pemerintah pusat lebih dari US$ 9,5 miliar, dan investasi yang dikeluarkan lebih dari US$ 5 miliar. 

Menurut Gong, perusahaan induknya sudah menyiapkan sejumlah dana agar PetroChina  bisa mengakuisisi atau memperpanjang blok-blok migas di Indonesia. Salah satu blok yang ingin diperpanjang adalah Jabung. Blok ini akan berakhir 2023.

PetroChina sudah mengajukan penawaran kepada pemerintah untuk memperpanjang blok tersebut dengan menggunakan kontrak gross split. Namun pemerintah belum merespon minat PetroChina tersebut.

Menurut Gong, perusahaannya tidak masalah dengan adanya skema kontrak gross split yang menjadi kebijakan baru pemerintah saat ini. "Gross split ini fleksibel bagi perusahaan kami dalam penggunaan anggaran, dan ini lebih efisien. Jadi kami bisa menyimpan uang," kata Gong.

(Baca: Aturan Terbit, Kontrak Migas Gross Split Bertabur Insentif Pajak)

Di sisi lain total pekerja PetroChina di Indonesia mencapai 2.280 orang. Jumlah itu terdiri dari 2.265 karyawan nasional dan 15 karyawan ekspatriat.