Target investasi sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) tahun 2018 naik 35% dibandingkan realisasi tahun 2017. Salah satu pengaruhnya adalah harga minyak. 

Wakil Kepala SKK Migas Sukandar mengatakan target investasi tahun depan berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) adalah US$ 12,6 miliar atau Rp 168 triliun. Sedangkan realisasi tahun 2017 adalah US$ 9,33 miliar. 

Menurut Sukandar, target itu dibuat mempertimbangkan harga minyak. "Itu dibuat empat bulan sebelum akhir tahun 2017," kata dia di Jakarta, Jumat (5/1).

Sukandar mengatakan harga minyak tahun lalu berkisar US$ 40 per barel. Sementara saat ini sudah sekitar US$ 60 per barel untuk jenis minyak West Texas Intermediate (WTI) dan Brent. Bahkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) periode Desember 2017 sudah US$ 60,90 per barel.  

Adapun dari jumlah investasi US$ 12,6 miliar itu, sebanyak US$ 0,81 miliar digunakan untuk kegiatan di blok eksplorasi. Alokasi ini juga lebih rendah dibandingkan tahun lalu yakni US$ 0,87 miliar.

Dengan anggaran itu,  jumlah kegiatan di blok eksplorasi juga menurun dari tahun lalu. Adapun kegiatan di blok eksplorasi tahun ini terdiri dari pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 103 sumur. Padahal target WP&B orisinal tahun lalu bisa 138 kegiatan.

Kegiatan lainnya yang dilakukan di blok eksplorasi yakni seismik dua dimensi (2D) sepanjang 1.759 kilometer (km). Kemudian seismik 3D sepanjang 356 kilometer persegi (km2).

Selain untuk kegiatan di blok eksplorasi, dana investasi itu juga untuk eksploitasi. Alokasinya sebesar US$ 11,79 miliar. Perinciannya adalah kegiatan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 39 sumur, seismik 2D sepanjang 3150 km, dan seismik 3D sepanjang 3.011 km2.

(Baca: Anggaran Terbatas, Lokasi Survei Seismik Migas Tahun Ini Lebih Sedikit)

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan target investasi tahun ini juga mempertimbangkan keuangan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). "Dari sekian banyak wilayah kerja eksplorasi, mayoritas ternyata KKKS kelas dhuafa, jadi kalau diharapkan investasinya besar ya susah juga," kata dia. 

Sebelumnya, SKK Migas memprediksi investasi hulu migas tahun depan akan meningkat 10% dibandingkan rencana kerja dan anggaran (work, plan and budged/WP&B) revisi tahun 2017 sebesar US$ 12,29 miliar. "Itu kami perkirakan  investasi migas bisa di atas US$ 12 miliar. Mudah-mudahan dengan harga minyak naik, kami optimis tahun depan bisa meningkat," kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher,  Rabu (13/12).