Pasokan gas dari Blok North Sumatera Offshore (NSO) dan North Sumatera B (NSB) masih menunggu kesiapan fasilitas pemrosesan milik Perta Arun Gas (PAG). Alasannya sampai saat ini, fasilitas itu masih dalam tahap perbaikan setelah adanya banjir dan badai.

Media and Relations Manager PT Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya mengatakan pasokan gas dari Blok NSO dan NSB terhenti (shutdown) bukan hanya karena kerusakan di PHE NSO. Namun, karena ada gangguan juga di Perta Arun Gas (PAG).

Fasilitas produksi PHE NSO memang sempat terganggu akibat badai yang terjadi 1 Desember 2017 lalu. Alhasil, pasokan dari Blok NSB juga sempat terganggu.

Namun, fasilitas PHE NSO itu sudah siap beroperasi sejak 3 Desember 2017. Sementara gas dari NSB juga sudah mengalir sejak 2 Desember 2017.

Hanya, gas dari PHE NSO ini harus diproses terlebih dulu di fasilitas pemrosesan milik Perta Arun Gas. Sedangkan PAG sedang melakukan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas hingga 23 Desember 2017. Selain itu, hingga minggu ketiga Januari 2018, mereka masih melakukan pengadaan bahan kimia MDEA untuk menurunkan kadar sulfur.

Alhasil, pasokan dari PHE NSO tergantung dari kesiapan fasilitas di PAG. “Karena fasilitas Sulfur Recovery Unit (SRU) di PAG belum dapat dihidupkan sehingga gas yang diproduksi dari NSO tidak dapat diproses,” kata dia dikutip dari keterangan resminya, Senin (11/10).

Permasalahan ini sudah dibahas Jumat 8 Desember 2017 lalu. Rapat di Direktorat Jenderal Migas untuk membahas tentang permasalahan tersebut dihadiri juga  Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Perusahaan Gas Negara (PGN), PT PHE, PT Pertamina gas (Pertagas), PT Pertagas Niaga (PTGN) dan PAG.

Dalam rapat tersebut disimpulkan bahwa penyebab dari timbulnya masalah pasokan gas ke konsumen ada di PAG. Sehingga PAG diminta untuk melakukan tindak lanjut guna menyelesaikan masalah ini dengan mempercepat perbaikan peralatannya dan penyediaan bahan kimia,

Akan tetapi selama shutdown, PAG harus tetap mensuplai gas ke PTGN dan City Gas. Adapun pasokannya menggunakan gas alam cair (LNG) milik PLN yang ada di PAG. Setelah gangguan fasilitas pemrosesan teratasi, akan diganti gas dari PHE melalui mekanisme gas balance.

(Baca: Pertamina Kesulitan Jual Gas dari Blok B dan Blok NSO)

Menurut Ifki, dapat dipastikan jika kendala  di PAG sudah tertanggulangi maka suplai gas kepada para pelanggan akan normal kembali. "PHE sendiri tidak diminta melakukan apapun untuk menyelesaikan masalah ini karena gas yg bersumber  dari PHE NSB setelah terganggu banjir sejak tanggal 2 Desember sudah dialirkan ke PIM dan gas dari PHE NSO juga telah siap dialirkan sejak tanggal 3 Desember 2017", ujar Ifki.