PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) yang merupakan afiliasi dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk/PGN dikabarkan berselisih dengan Petroliam Nasional Berhad (Petronas) mengenai kajian kondisi kahar Lapangan Kepodang di Blok Muriah. KJG menolak hasil kajian awal dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (Lemigas).
Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata.co.id, KJG menginginkan agar jumlah cadangan di Lapangan Kepodang itu lebih dari 107 BSCF. "Kondisi kahar belum bisa disepakati bersama," ujar sumber tersebut.
Sumber yang lain juga mengatakan, KJG menilai lingkup kajian yang dilakukan Lemigas di Lapangan Kepodang ditentukan sepihak oleh Petroliam Nasional Berhad (Petronas) sebagai operator. Mereka dibatasi hanya untuk memverifikasi jumlah cadangan yang ada.
Sedangkan KJG menginginkan audit itu dilakukan secara keseluruhan mulai dari rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD) hingga sertifikasi ulang wilayah kerja Muria. Jadi bukan hanya untuk sumur di Lapangan Kepodang.
Bahkan operator pipa yang akan mengalirkan gas dari Kepodang ini meminta audit pola operasi Petronas. “Menurut KJG, hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah Lapangan Kepodang ada kondisi kahar, atau memang ada masalah teknis dan administrasi,” ujar sumber yang mengetahui permasalahan tersebut, Rabu (29/11).
Sebagai gambaran berdasarkan analisis material balance yang dilakukan Lemigas sebelumnya, menyimpulan jika cadangan in place Lapangan Kepodang diketahui sebesar 107 BSCF. Sedangkan menurut Petronas, cadangan in house, 94 BSCF.
Namun, menurut sumber tersebut, KJG menolak hasil dari Lemigas. Alasannya ruang lingkup dan waktu yang terbatas. Sehingga perlu melakukan evaluasi ulang.
Sampai saat ini pihak PGN belum berkomentar mengenai hal itu. Hingga berita diturunkan Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama tidak menjawab pesan yang dikirimkan.
(Baca: Lemigas Targetkan Hasil Kajian Cadangan Kepodang Selesai Awal 2018)
Sementara, Senior Manager Corporate Affairs&Administration Petronas Carigali Indonesia Andiono Setiawan mengatakan kajian Lemigas saat ini belum tuntas. "Untuk hasil Lemigas masih belum selesai secara tuntas ya, jadi kalau laporan final belum," kata dia kepada Katadata, Selasa (28/11).