Menteri ESDM Tetapkan 20 Perusahaan Pemasok Biodiesel

Arief Kamaludin | Katadata
Biodiesel murni dan campuran solar dengan kadar 10 dan 20 persen.
Penulis: Arnold Sirait
2/11/2017, 19.33 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah memutuskan badan usaha pemasok biodiesel periode November 2017 hingga April 2018. Ini sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 3756K/10/MEM/2017 yang diteken Ignasius Jonan.

Dengan ditekennya regulasi itu, maka PT Pertamina dan PT AKR Corporindo Tbk akan mendapat pasokan biodiesel dari 20 badan usaha yang memproduksi komoditas tersebut. Keputusan terhitung sejak November 2017.

Adapun, alokasi pasokan untuk Pertamina selama November 2017 - April 2018 adalah 1.383.778 kiloliter (KL). Sedangkan PT AKR Corporindo Tbk sebesar 24.000 KL. “Total pengadaan biodiesel periode November 2017 – April 2018 sebesar 1.407.778 KL,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama, Dadan Kusdiana berdasarkan keterangan resminya, Kamis (2/11).

Berikut nama badan usaha yang akan memasok biodiesel ke Pertamina selama enam bulan ke depan beserta alokasinya. PT Cemerlang Energi Perkasa (83.441 KL), PT Wilmar Bioenergi Indonesia (192.000 KL), PT Pelita Agung Agrindustri (27.814 KL), PT Ciliandra Perkasa (34.767 KL), PT Musim Mas (160.300), PT Darmex Biofuels (34.767 KL), PT Energi Baharu Lestari (13.907 KL).  

Kemudian PT Wilmar Nabati Indonesia (192.460 KL), PT Bayas Biofuels (104.301 KL), PT LDC Indonesia (57.589 KL), PT SMART Tbk (46.998 KL), PT Tunas Baru Lampung  (47.794 KL), PT Multi Nabati Sulawesi (57.574 KL), PT Permata Hijau Palm Oleo (50.482 KL). Ada juga PT Intibenua Perkasatama (53.541 KL), PT Batara Elok Semesta Terpadu (34.767 KL), PT Dabi Biofuels (50.064 KL), PT Sinarmas Bio Energy (54.648 KL), PT Kutai Refinery Nusantara (50.060 KL), dan PT Sukajadi Sawit Mekar (36.505 KL).

(Baca: Sengketa Biodiesel, Indonesia Gugat Uni Eropa di WTO)

Sedangkan pemasok untuk PT AKR CORPORINDO TBK ada delapan perusahaan. Mereka yakni PT Wilmar Bioenergi Indonesia (2.000 KL), PT Musim Mas (3.800 KL), PT Wilmar Nabati Indonesia (9.050 KL), PT LDC Indonesia (820 KL), PT SMART Tbk (6.300 KL), PT Tunas Baru Lampung (880 KL), PT Sinarmas Bio Energy (450 KL), dan PT Kutai Refinery Nusantara (700 KL).