Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mewakili Presiden Joko Widodo hari ini meresmikan fasilitas produksi lapangan Jangkrik. Sejak berproduksi Mei lalu, proyek ini sudah menghasilkan gas lebih dari 600 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau setara 100 ribu barel setara minyak per hari.
Menurut Jonan, capaian produksi dari proyek ini melebihi ekspektasi yang ada. Ini karena rencananya kapasitas produksi dari proyek Jangkirk hanya 450 mmscfd.
Namun, tambahan produksi dari Proyek Jangkrik ini sangat penting bagi capaian secara nasional. Apalagi tahun depan, produksi minyak dan gas bumi (migas) ditargetkan bisa mencapai 2 juta barel setara minyak. “Sekarang operasi Floating Production Unit Jangkrik menambah 100 ribu barel per hari, tambahnya 5%, ini sulit sekali," kata Jonan berdasarkan keterangan resminya, Selasa (31/10).
Hingga kini produksi proyek Jangkrik bisa mencapai 605 hingga 607 mmscfd. Ini berdasarkan pengakuan para pegawai ketika ditanya Jonan. Saat ini Eni Indonesia sebagai operator proyek Jangkrik telahmempekerjakan 400 orang pegawai, 20 di antaranya adalah pegawai asing.
Adapun produksi itu dihasilkan melalui sepuluh sumur bawah laut dan telah terhubung fasilitas produksi Jangkrik. Proyek ini mencakup Lapangan Jangkrik dan Jangkrik North East yang berada di Blok Muara Bakau, Cekungan Kutei di perairan laut dalam Selat Makassar.
Selain itu, Jonan juga mengapresiasi, cepatnya penyelesaian pembangunan Fasilitas Penerimaan Darat (Onshore Receiving Facility/ORF) milik Eni Muara Bakau, di Kelurahan Handil Baru, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Adapun proyek ini berhasil diselesaikan dalam waktu 3,5 tahun. Padahal target awal diprediksi bisa memakan waktu 4 tahun.
Managing Director Eni Muara Bakau Fabrizio Trilli mengungkapkan kegembiraannya atas capaian yang diraih. Capaian ini adalah hasil kerja sama yang baik antara Eni dengan Pemerintah Indonesia.
(Baca: Jonan Andalkan Proyek Jangkrik untuk Capai Target Lifting Migas 2018)
Menurut Fabrizio, proyek ini bisa menjadi batu lompatan bagi proyek migas lainnya yang ada di Indonesia. “Proyek Jangkrik menjadi milestone, karena merupakan proyek gas laut dalam pertama di Indonesia,” kata dia.