Produksi gas Proyek Jangkrik akhirnya bisa mencapai target baru. Proyek yang dikelola perusahaan energi asal Italia, Eni ini hingga pekan lalu berhasil meningkatkan produksinya 33% dari target sebelumnya 450 mmscfd.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan produksi proyek Jangkrik berhasil menembus angka 600 mmscfd. “Performance test untuk Eni Jangkrik sudah mencapai rate produksi 600 MMscfd,” kata dia kepada Katadata, Senin (16/10).
Manajemen Eni yang enggan disebut namanya juga membenarkan hal tersebut. “Sejak minggu lalu, produksi Jangkrik mencapai target baru,” ujar dia.
Ada beberapa faktor penyebab produksi Eni bisa meningkat. Namun, penyebab utamanya adalah efisiensi produksi dan kinerja sumur yang baik.
Capaian tersebut merupakan puncak produksi dari proyek Jangkrik. Ini karena fasilitas produksi dari Jangkrik hanya 600 mmscfd, walaupun awalnya proyek ini hanya ditargetkan mencapai 450 mmscfd. “Memang sejak awal desainnya bisa untuk menampung kelebihan produksi,” ujar sumber tersebut.
Produksi dari proyek Jangkrik ini berasal dari dua lapangan yakni Jangkrik dan Jangkrik North East di Blok Muara Bakau. Proyek pengembangan kompleks Jangkrik berada di lepas pantai laut dalam Indonesia. Produksi dari kedua lapangan disalurkan melalui 10 sumur bawah laut yang terhubung dengan unit pemroses terapung (Floating Processing Unit/FPU) Jangkrik.
Setelah diproses di atas FPU, gas akan dialirkan melalui pipa khusus sepanjang 79 km ke fasilitas penerima di darat atau Onshore Receiving Facility yang keduanya baru dibangun oleh Eni, melalui Sistem Transportasi Kalimantan Timur, hingga tiba di kilang LNG Badak di Bontang. Produksi gas dari Jangkrik akan memasok gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNGO ke pasar domestik dan juga pasar ekspor.