Badan Pengatur Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menurunkan biaya angkut (Toll fee) di pipa Arun -Belawan yang dikelola anak Usaha PT Pertamina (Persero), Pertagas sekitar 39%. Penurunan tarif biaya angkut ini untuk mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo yang menginginkan harga gas bumi di Indonesia lebih rasional sehingga bisa dinikmati rakyat banyak.
Anggota Komite BPH Migas Hari Pratoyo mengatakan keputusan penurunan tarif biaya angkut tersebut tertuang dalam Peraturan BPH Migas Nomor 03 Tahun 2017 yang ditetapkan pada 22 Agustus lalu. Langkah BPH Migas ini untuk membantu industri dan PLN.
(Baca: Berpacu Mengurai Ruwetnya Masalah Harga Gas)
Dalam aturan itu, toll fee turun menjadi US$ 1,546 per standar kaki kubik (MSCF), dari sebelumnya US$ 2,53 per MSCF. "Kami jaga komitmen agar harga jadi rasional," kata Hari di gedung BPH migas Jakarta, Rabu (30/8).
Keputusan ini juga tidak diambil satu pihak. Menurut Hari, sebelum diputuskan penurunan tarif toll fee tersebut, BPH migas sudah melakukan diskusi dengan pihak terkait yakni Pertagas.
Pemangkasan toll fee ini juga karena BPH Migas tidak memiliki kendali dalam menetapkan biaya regasifikasi pada pipa Arun-Belawan. Biaya regasifikasi ini ditentukan berdasarkan proses bisnis antara Pertagas dengan PLN dan Industri.
(Baca: Jonan Ubah Batas Harga Gas Bumi untuk Pembangkit)
Jadi untuk membuat harga gas lebih rasional, BPH Migas hanya bisa membantu dalam hal menurunkan tarif pengangkutan pipa. "BPH migas tidak bisa mengontrol, secara keseluruhan harga gas sampai di end user," kata Hari.
Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajogio mengatakan toll fee tersebut akan berlaku selama 20 tahun ke depan, sesuai dengan kontrak gas LNG yang dibeli Pertagas dari BP Tangguh. Alhasil, industri maupun PLN yang berkontrak jual beli gas dengan Pertagas bisa mengamendemen sesuai tarif baru.
Dengan adanya penurunan tarif tol fee ini maka BPH migas mengklaim harga gas pipa Arun Belawan untuk industri dan PLN sudah di bawah US$ 10 per mmbtu hingga pembeli akhir. "Pokoknya diharapkan tidak sampai dua digit harganya. PLN menyatakan cukup memenuhi apa yang dia inginkan," kata Jugi.