PT Pertamina (Persero) menjajaki peluang mengolah minyak asal Iran di kilang luar negeri dengan skema crude processing deal (CPD). Jadi, minyak tersebut akan ditenderkan untuk diolah di kilang luar negeri, lalu produk yang dihasilkan bisa dibawa ke Indonesia.
Vice President Crude Product Trading and Commercial ISC Pertamina Hasto Wibowo mengatakan evaluasi minyak dari Iran memang sudah selesai dilakukan. Hasilnya, saat ini belum ada rencana membeli minyak tersebut untuk diolah dalam negeri.
(Baca: Pertamina Berpeluang Besar Kelola Ladang Minyak di Iran)
Namun ada kemungkinan minyak itu akan diolah di kilang luar negeri. Hanya, memang belum ada keputusan akan jadi membeli atau tidak. “Saat ini belum ada rencana beli untuk diolah. Yang ada, evaluasi dan penjajakan kemungkinan untuk CPD,” kata Hasto kepada Katadata, Kamis (24/8).
Direktur Pengolahan Pertamina Toharso juga pernah menyampaikan hasil evaluasi mengenai minyak Iran tersebut. Minyak Iran jenis Iranian Light Crude ini bisa menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) jika dicampur dengan jenis minyak lain dengan porsi lebih banyak.
(Baca: Minyak Impor dari Iran Hanya 10 Persen Bisa Diolah di Kilang Cilacap)
Dari uji coba yang dilakukan Pertamina di Kilang Cilacap, Jawa Tengah beberapa waktu lalu, diketahui proporsi minyak Iran yang bisa diolah di kilang tersebut hanya sebesar 10 persen saja. Sisanya harus dicampur dengan jenis minyak lainnya.
Uji coba minyak Iran sudah dimulai sejak Februari lalu. Kargo minyak Iran tiba di kilang Cilacap tepatnya pada 19 Februari 2017. Adapun volume uji coba minyak Iran itu sebesar satu juta barel. Nilai kontrak uji coba minyak itu berkisar US$ 50 juta, dengan asumsi harga minyak sebesar US$ 50 per barel.
(Baca: Pertamina Pilih Perusahaan Tiongkok untuk Mengolah Minyak Irak)
Di sisi lain, Pertamina juga sudah melakukan tender pengolahan minyak dengan skema CPD untuk minyak mentah asal Irak. Setelah melakukan seleksi (beauty contest) pada Mei lalu, Pertamina memutuskan untuk memilih Perusahaan Tiongkok, International United Petroleum & Chemicals Co. Ltd (Unipec) untuk mengolah minyak mentah dari Basrah, Irak. Adapun Pertamina berkontrak dengan Unipec mulai Juli - Desember 2017. Total volume minyak yang dipasok sebanyak enam juta barel.