Pertamina Hadapi Masalah Biaya untuk Garap Blok East Natuna

Bernard Chaniago | KATADATA
24/7/2017, 16.43 WIB

PT Pertamina (Persero) mengaku salah satu kendala mengembangkan Blok East Natuna adalah penggunaan teknologi yang membutuhkan pendanaan besar. Apalagi, di sisi lain ExxonMobil dan PTT EP telah keluar dari konsorsium pengelola blok di Laut Natuna tersebut.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan untuk mengembangkan Blok East Natuna perlu biaya yang tidak sedikit. Apalagi kadar karbondioksida di sana mencapai 72%. “Secara teknologi tidak ada masalah, yang menjadi masalah adalah biayanya,” kata dia kepada Katadata, Senin (24/7).

(Baca: ExxonMobil Tawarkan Teknologi Berbiaya Besar untuk East Natuna)

Menurut Syamsu, Pertamina memahami dan mendukung program pemerintah untuk melakukan aktivitas di daerah perbatasan. Namun, perusahaan pelat merah ini juga harus mengikuti aspek korporasi. Apalagi kini statusnya adalah badan usaha.

Syamsu tidak menyebut detail dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan Blok East Natuna. Namun, pada 2011 lalu, Pertamina pernah menghitung nilai investasi untuk blok tersebut, bisa mencapai US$ 40 miliar.

Setelah mundurnya ExxonMobil dan PTT EP, Pertamina saat ini memang belum memutuskan untuk mencari mitra. “Untuk mengelola aset sebesar dan sekompleks East Natuna, kami tidak serta merta dapat mengambil keputusan, apalagi terkait dengan partner konsorsium. Exxon yang sebesar itu saja mundur,” ujar dia.

Halaman: