Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan dua proyek beroperasi pada September mendatang. Beroperasinya kedua proyek tersebut akan menambah produksi migas dalam negeri.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabowo Taher mengatakan kedua proyek itu adalah PHE 24 dan fasilitas produksi di Blok Rokan. Keduanya kini tengah masuk dalam tahap pembangunan. (Baca: Investasi Pertamina Hulu Energi Meningkat Jadi US$ 508 Juta)
Sebenarnya proyek PHE 24 ini ditargetkan beroperasi November tahun lalu. Namun hal itu tertunda karena beberapa kendala. Salah satunya adalah harga minyak dunia yang masih rendah.
Saat ini anjungan lepas pantai proyek PHE 24 sudah terpasang. "Pengeboran sedang on going (berjalan). Insya Allah beroperasi di September 2017," kata dia kepada Katadata, Rabu (19/7).
Proyek PHE 24 dioperasikan oleh anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni Pertamina Hulu Energi (PHE). Proyek ini bisa memproduksi minyak sebesar 100 barel per hari (bph) dan 10 mmscfd gas.
Sementara proyek fasilitas produksi yang akan beroperasi di Blok Rokan ini merupakan pembaruan dari yang ada sebelumnya yakni Petapahan. Fasilitas yang dimiliki Chevron Indonesia ini bisa memproduksi minyak sebesar 9.000 bph.
Menurut Wisnu PHE 24 dan Pembaruan Petpahan merupakan bagian dari 14 proyek yang ditargetkan rampung tahun ini. Beberapa dari target tersebut sudah terealisasi seperti Proyek Jangkrik yang beroperasi Mei lalu. Saat ini produksi dari Jangkrik sudah mencapai puncaknya sebesar 450 mmscfd.
(Baca: Dua Bulan Beroperasi, Proyek Gas Jangkrik Capai Puncak Produksi)
Proyek lainnya yang sudah beroperasi adalah fasilitas produksi gas Husky di Selat Madura. Proyek yang digarap oleh Husky-CNOOC Madura Ltd ini memiliki kapasitas produksi 6.600 bph minyak, dan 110 mmscfd gas.