Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan memangkas biaya untuk desain awal (pre-Front End Engineering Design/FEED) proyek Masela. Alasannya harga yang diajukan Inpex Corporation selaku operator masih terbilang besar.
Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan perusahaan asal Jepang itu mengajukan angka US$ 25 juta untuk kajian pre-FEED. Angka tersebut masih mahal, karena ada blok migas yang hanya menghabiskan US$ 4 juta untuk melakukan kajian itu.
(Baca: Ada 3 Megaproyek Hulu Migas, Pemerintah Batal Impor Gas Tahun 2019)
Fatar mengakui proyek Blok Masela tidak bisa disamakan dengan blok lain karena setiap wilayah kerja memiliki karakteristik yang berbeda. Namun, harapannya biaya untuk kajian Pre-FEED blok tersebut bisa ditekan. “Harapannya sih bisa sekitar US$ 20 juta, masih oke lah," kata Fatar kepada Katadata pekan lalu.
Selain memangkas anggaran, SKK Migas juga ingin mempercepat prosesnya. Pemerintah ingin proses itu hanya menghabiskan waktu enam bulan, meskipun Inpex meminta kajian Pre-FEED selama setahun.
Dengan percepatan itu, tahun depan harapnnya bisa cepat selesai. "Kalau misalnya kami setujui (anggaran pre-FEED) dalam bulan ini, mungkin mulai tahun depan bisa selesai," kata dia. (Baca: Jadi Proyek Strategis, Inpex Ingin Mulai Desain Awal Masela Tahun Ini)
Semakin cepat Inpex mengerjakan pre-FEED, maka penyusunan revisi rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD) akan cepat selesai. Sehingga tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk berproduksi.
Saat ini, menurut Fatar, Inpex tengah menyelesaikan survei pasar untuk mencari perusahaan yang bisa mengerjakan kajian pre-FEED Blok Masela. Seiring dengan hal itu perusahaan asal Jepang tersebut juga mengerjakan survei subsea secara paralel.
Subsea merupakan teknologi yang digunakan untuk mengeksploitasi migas yang berada di bawah laut. "Jadi kuncinya di pre-FEED, kalau itu cepat semua bakal cepat," kata dia.
Di sisi lain ada kendala lain dalam pengembangan Blok Masela. Hingga kini belum ada kontrak jual beli gas. SKK Migas terus berupaya agar gas Masela dapat diserap oleh domestik.
Meski kini belum ada pembeli, Fatar optimis gas tersebut akan terserap karena ada kebutuhan pembangkit gas PLN dalam program 35 ribu MW. "Ini kan beberapa tahun lagi bisa onstream, nah pada saat itu udah banyak kebutuhan untuk listrik jadi kami bisa pakai," ujar dia.
(Baca: Pemerintah Siap Berikan Insentif Bagi Pembeli Gas Blok Masela)
Juru Biara Inpex Corporation Usman Slamet mengatakan, pembahasan dengan SKK Migas terkait pre-FEED masih terus berjalan. "On progress dengan SKK Migas untuk segera dapat memulai studi pre-FEED," ujar Usman kepada Katadata, Senin (10/7).