30% Lahan Belum Bebas, Proyek Pipa Gas Gresik-Semarang Mundur

Katadata | Arief Kamaludin
23/6/2017, 11.55 WIB

Proyek pipa gas ruas Gresik-Semarang (Gresem) yang digarap anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni Pertamina Gas (Pertagas) belum bisa rampung sesuai target yang telah ditentukan. Salah satu penyebabnya adalah pembebasan lahan.

Alhasil target baru penyelesaian proyek tersebut adalah sampai tahun ini. Awalnya pipa gas ruas Gresik-Semarang diprediksi rampung kuartal pertama tahun ini. (Baca: Terkendala Perizinan dan Lahan, Proyek Pipa Gas Pertamina Molor)

Manajer Humas Pertagas Hatim Ilwan mengakui perusahaannya memang mengalami kendala pembebasan lahan karena negosiasi dengan masyarakat membutuhkan waktu yang lama. "Saya pikir perusahaan manapun yang terkait infrastruktur tidak mudah ketika membebaskan lahan," kata dia di Jakarta, Rabu malam (21/6).

Saat ini masih ada 30 kilometer lahan yang masih belum dibebaskan. Sementara ruas pipa proyek Gresik-Semarang sendiri sepanjang 267 kilometer (km). Adapun, proses rekayasa pengadaaan dan konstruksi (EPC) proyek sudah mencapai 90 persen.

Selain masalah lahan, hingga kini pasokan gas untuk Pipa Gresik-Semarang juga belum jelas. Salah satu sumber gas yang akan mengalir di pipa ini berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru, di Blok Cepu sebanyak 100 mmscfd. (Baca: Proyek Pipa Gresik Semarang Terancam Tak Dapat Pasokan Gas)

Namun hingga kini proyek Jambaran Tiung Biru belum berjalan. Padahal sebelumnya pemerintah menargetkan proyek itu bisa memproduksi gas pada 2020. "Kami percaya pemerintah berikan solusi soal pasokan yang saat ini belum ada kepastian," ujar dia. 


Pemanfaatan Gas Bumi Menurut Pengguna 2012

Di sisi lain, Pertagas juga mencoba mencari sumber-sumber pasokan gas baru di luar dari proyek Jambaran Tiung Biru. Di antaranya adalah gas dari Husky CNOOC Madura Limited di Blok Madura Strait di Jawa Timur dan Blok Kangean di Jawa Timur yang dioperatori oleh Kangean Energy Indonesia Ltd. Masing-masing 30 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

Ruas pipa gas Gresik-Semarang merupakan salah satu dari tiga ruas yang dilelang oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) pada 2006. Pipa gas yang bisa digunakan bersama ini berkapasitas maksimal 500 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan diameter pipa sebesar 28 inchi.

(Baca: Naik 38%, Anggaran Bangun 105 Jaringan Gas Tahun Depan Rp 1,1 Triliun)

Pipa dari proyek ini melewati dua provinsi dan tujuh kabupaten kota diantaranya Gresik, Lamongan, Bojonegori, Blora, Grobongan, Demak, dan Semarang. Gas dari pipa ini akan memasok kebutuhan dari pembangkit listrik dan juga industri di sepanjang jalur pipa.