Impor Pertamax Naik 4 Kali Lipat Tahun Lalu, Premium Turun

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
7/4/2017, 22.00 WIB

PT Pertamina (Persero) merilis hasil realisasi impor produk Bahan Bakar Minyak (BBM) sepanjang tahun lalu. Hasilnya, impor produk BBM jenis Pertamax melonjak hingga empat kali lipat seiring dengan meningkatnya konsumsi. 

Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba mengatakan, realisasi impor sepanjang 2016 mencapai 25 juta barel. Padahal, tahun sebelumnya hanya 8 juta barel. Impor ini diperkirakan akan terus meningkat pada tahun ini. (Baca: Pemerintah Akan Izinkan Pertamina Impor BBM Standar Euro 4)

Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2017, Pertamina memproyeksikan impor Pertamax mencapai 36 juta barel. "Karena konsumsi Pertamax meningkat dari tahun 2015 ke 2016 dan kami proyeksikan juga akan terjadi di tahun 2017," ujar Daniel saat konferensi pers di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (7/4).

Menurut dia, impor produk Pertamax memang terus meningkat sejak 2013. Perinciannya, pada tahun 2013 impor bahan bakar minyak berkadar oktan 92 ini masih sebesar 1 juta barel. Kemudian meningkat di tahun 2014 menjadi 2 juta barel, dan melonjak jadi 8 juta barel pada 2015.

Sebaliknya, impor produk Premium menurun. Tahun lalu, realisasi impor Premium hanya sekitar 73,7 juta barel, sementara tahun 2015 bisa mencapai 102,6 juta barel. Impor ini terus menurun, dan di 2017 tinggal 62 juta barel.

(Baca: Penjualan Pertalite Semakin Menggerus Konsumsi Premium)

Penurunan impor Premium sudah terjadi sejak 2014. Di tahun itu, realisasi impor Premium turun menjadi 115,3 juta barel dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 115,7 juta barel. Kemudian turun lagi di tahun 2015 dengan realisasi impor sebesar 102,6 juta barel.

Selain Premium, produk Solar juga diprediksi menurun. Dalam RKAP 2017, Pertamina  tidak akan mengimpor produk tersebut. Realisasi impor mulai tahun 2013-2016 pun terus mengalami penurunan, berturut-turut sebesar 40 juta barel, 35 juta barel, 16 juta barel, dan 6 juta barel.

Sementara untuk minyak mentah pada tahun ini, Pertamina berencana mengimpor sebanyak 155,39 juta barel. Sebenarnya, angka impor minyak mentah murni yang akan dilakukan 140 juta barel. Perinciannya, dari ALC 39 juta barel, African 10 juta barel, Asian 60 juta barel, Mediteranian 32 juta barel. Sementara, sisanya sekitar 15 juta barel berasal dari minyak milik Pertamina yang ada di luar negeri.

Tidak hanya impor, Pertamina juga akan mengolah minyak mentah yang berasal dari dalam negeri sebesar 181 ,35 juta barel. Minyak mentah dari domestik dan luar negeri tersebut diolah menjadi Premium sebanyak 51,78 juta barel, Pertamax 35,95 juta barel, Pertalite 2,53 juta barel, Solar 141,18 juta barel, Avtur 22,13 juta barel, dan elpiji 1,13 juta metric ton.

(Baca: Hasil Uji Coba Minyak Iran di Kilang Cilacap Dirilis Pekan Depan)

"Semuanya masuk kilang Pertamina dan kami proses. Kalau ada crude yang tidak bisa masuk kilang terpaksa dijual," ujar Daniel.