Berkat Efisiensi dan Akuisisi, Medco Raup Laba Rp 2,5 Triliun

Arief Kamaluddin | Katadata
3/4/2017, 20.50 WIB

PT MedcoEnergi Internasional Tbk meraup laba bersih sebesar US$ 188 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun sepanjang tahun lalu. Pencapaian ini jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang merugi sebesar US$ 188 juta.

Ada beberapa faktor yang menopang perolehan laba perusahaan swasta nasional tersebut. Di antaranya adalah produksi minyak dan gas bumi (migas) dari 56 MBOEPD di tahun 2015 menjadi 66 MBOEPD tahun lalu. (Baca: Inpex Jual Seluruh Hak Kelola Blok B South Natuna ke Medco)

Faktor lainnya adalah efisiensi yang menyebabkan pengeluaran berkurang menjadi US$ 8,8 per barel (BOE) dari periode sebelumnya US$ 12,3 per BOE.

Selain dari operasional, kinerja Medco tahun lalu juga didukung dari pendapatan aset-aset perusahaan yang diakuisisinya. Laba konsolidasi sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) ---yang sebelumnya bernama PT Newmont Nusa Tenggara, mencapai US$ 274 juta.

Selain AMNT, perusahaan milik Arifin Panigoro ini berhasil menyelesaikan akuisisi 40 persen hak kelola operasi di South Natuna Sea Blok B. Kemudian, meningkatkan hak kelola Blok A Aceh menjadi 85 persen, setelah akuisisi 16,67 persen dari Japex dan 26.67 persen dari KrisEnergy. Ada pula, akuisisi 25,8 persen hak kelola di Lematang.

Sepanjang tahun lalu, Medco juga memperoleh keuntungan dari penjualan blok migas di Afrika. “Saya percaya upaya meningkatkan margin operasional akan terus memberikan nilai dan keuntungan kepada investor, pemberi pinjaman dan pemangku kepentingan lainnya,” kata Presiden Direktur Medco Hilmi Panigoro berdasarkan keterangan resminya, Senin (3/4).

Sementara itu, menurut CEO Medco Roberto Lorato, pencapaian kinerja tahun 2016 melebihi acuan perusahaan di semua bidang. Dari segi operasional, di tahun tersebut, selain bisa meningkatkan produksi, Medco berhasil menjaga proyek gas di Aceh sesuai dengan anggaran dan target.

(Baca: Medco Pakai Aset Kilang Arun untuk Fasilitas Produksi Blok A)

Di bidang minerba, AMNT berhasil memproduksi 477 juta tembaga dan 798 ribu emas. Sedangkan di bisnis listrik, Medco sukses meningkatkan produksi menjadi 1,7 Gigawatt (GW) dari 1,3 GW dan memenangkan tender konstruksi di Riau untuk pembangkit 275 Megawatt (MW).

Tahun ini, Medco menargetkan produksi migas meningkat menjadi 75-80 MBOED. Perusahaan juga akan menekan ongkos produksi di bawah US$ 10 per BOE.

Rencana lainnya adalah mengebor Blok South Natuna Sea untuk mengakses cadangan hidrokarbon yang belum termanfaatkan. Medco juga akan melanjutkan pengeboran di lapangan Aceh pada kuartal II nanti. (Baca: Ubah Status Kontrak, Amman Dapat Izin Ekspor dari Kemendag)

Di bidang listrik, Medco menargetkan bisa membangun pembangkit listrik berkapasitas 2,1 sampai 2,2 GWh. Adapun, di sektor minerba, perusahaan menargetkan produksi 300 juta sampai 310 juta tembaga dan 400 ribu sampai 420 ribu emas pada AMNT.

Selain itu, AMNT akan menyelesaikan studi kelayakan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) dan rencana penambang baru.