PT Medco E&P Malaka, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk akan memanfaatkan aset negara berupa aset tanah kilang LNG Arun seluas 14.485 meter persegi untuk operasionalnya. Lahan tersebut akan digunakan untuk membangun fasilitas penerimaan kondensat dan sulfur yang diproduksi dari sumur-sumur di lapangan-lapangan Blok A.
Pemanfaatan tanah aktiva itu dituangkan dalam perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Medco E&P Malaka Ronald Gunawan dengan Direktur Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Rahayu Puspasari. Jangka waktu KSO berlaku lima tahun sejak penandatanganan perjanjian ini di Jakarta, Selasa (14/3).
(Baca: Garap 3 Proyek Besar Tahun Depan, Medco Sedia Rp 46 Triliun)
Kerja sama ini bertujuan mengoptimalkan barang milik negara. Sebagai kompensasi dari pendayagunaan barang milik negara ini, Medco E&P Malaka akan menanggung pembiayaan sesuai kesepakatan kedua belah pihak.
“Penandatanganan ini merupakan bukti dukungan dari pemerintah pusat kepada Medco E&P Malaka untuk memproduksi gas bagi kebutuhan industri domestik," kata Ronald berdasarkan siaran persnya, Selasa, (14/3).
Direktur LMAN Rahayu Puspasari mengatakan, dengan kerja sama ini negara memperoleh manfaat tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga efek berantai untuk mengedepankan tata kelola, pengawasan, dan pengelolaan yang baik atas aset yang dipakai Medco. "Sehingga memberikan nilai yang optimal untuk Medco E&P maupun LMAN," kata dia.
(Baca: Akuisisi Japex, Medco Kuasai Mayoritas Hak Kelola Blok A)
Sebagai gambaran, Kilang LNG PT Arun NGL terletak di Desa Blang Lancang, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Sedangkan Medco saat ini telah memiliki wilayah kerja di delapan blok migas dan tersebar di lima provinsi mulai dari Aceh hingga Sulawesi Tengah.
PT Medco Energi Internasional Tbk memiliki hak kelola di Blok A, Aceh, sebesar 85 persen. Hak kelola ini bertambah setelah mengambilalih 16,67 persen hak kelola Japan Petroleum Exploration dan 26,67 persen milik KrisEnergy. (Baca: MedcoEnergi Tambah Hak Kelola di Blok A Menjadi 85 Persen)
Targetnya, gas dari blok tersebut sudah mengalir pada kuartal I 2018. Blok ini bisa memproduksi gas sebesar 110 juta kaki kubik per hari.