Pemerintah berharap PT Pertamina (Persero) dapat mengelola dua lapangan minyak di Iran. Alasannya, lapangan Ab-teymour dan Mansouri memiliki jumlah cadangan minyak yang cukup besar.
Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, jumlah cadangan di dua lapangan tersebut di atas 3 miliar barel. Angka itu hampir mencapai seluruh cadangan minyak di Indonesia saat ini yang sebesar 3,8 miliar barel. “Cadangannya besar sekali, untuk itu kami berusaha mendapatkannya," ujar dia di Jakarta, Rabu (1/3).
(Baca: Pertamina Serahkan Proposal Pengembangan 2 Lapangan Migas di Iran)
Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah terus melobi Iran untuk memuluskan jalan Pertamina. Lobi dilakukan Arcandra saat kunjungan bilateral ke Iran dan bertemu Menteri Information and Communications Technology (ICT) Iran beberapa hari lalu.
Di sisi lain, Arcandra mengaku, Pemerintah Iran menyambut baik keinginan tersebut. "Di semua pertemuan, termasuk dengan Menteri ICT, kami sampaikan kalau bisa Pertamina mengelola lapangan itu," ujarnya.
Jika keinginan itu dikabulkan, Pertamina akan bermitra dengan perusahaan lokal asal Iran untuk mengelola dua lapangan migas tersebut. Namun, Arcandra berharap, minyak hasil produksinya bisa di bawa ke Indonesia sehingga meningkatkan produksi minyak Pertamina.
Apalagi dua lapangan tersebut diperkirakan dapat memproduksi di atas 300 ribu barel per hari. “Tapi nanti kami lihat peraturannya seperti apa (bisa dibawa ke Indonesia seluruh nya atau tidak)," ujar Arcandra.
Selain kerja sama pengelolaan blok migas, kunjungan Arcandra ke Iran juga membahas rencana impor elpiji. Kesepakatan pun sudah tercapai, targetnya Iran bisa memenuhi 10 persen dari total impor elpiji di Indonesia. Saat ini, Pertamina mengimpor sekitar 5 juta metrik ton elpiji per tahun. (Baca: Iran Jadi Pemasok Baru LPG untuk Indonesia)
Kerja sama lain yang dibahas adalah impor minyak mentah Iran. Namun, saat ini masih dalam uji coba terhadap kecocokan kilang di Indonesia. “Kami lagi testing crude oil mereka, kecocokannya dengan kilang. Jadi masih evaluasi secara komersial dan teknik," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Megaproyek dan Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, pemerintah Iran sejauh ini memiliki minat untuk melakukan ekspor minyak mentahnya ke Indonesia. Selama ini, Indonesia memang telah melakukan impor minyak mentah dari Arab. Sehingga, perlu dilihat kecocokan minyak mentah Iran dengan kilang milik Indonesia.
(Baca: Pekan Depan, Pertamina Uji Coba Minyak Asal Iran di Kilang Cilacap)
"Tapi dari kajian awal, crude Iran dan crude Arab komposisinya hanya beda sedikit. Yang membedakan sulfur content-nya, Iran lebih tinggi sedikit," ujar Hardadi.