BP Indonesia telah memulai pekerjaan konstruksi awal proyek kilang pengolahan gas alam cair ketiga Tangguh atau biasa disebut Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat. Pekerjaan konstruksi awal itu mencakup pembangunan fasilitas pendukung seperti sarana akomodasi untuk kontraktor yang bekerja di proyek tersebut.
Head of Country BP Indonesia Dharmawan Samsu mengatakan pembangunan konstruksi awal ini dilakukan oleh kontraktor yang telah memenangkan tender EPC proyek train 3 pada Agustus lalu. "Proses mobilisasi personil kontraktor Tangguh Expansion Project telah dimulai," kata dia berdasarkan surat elektronik kepada Katadata, Senin (27/2).
(Baca: Tangguh Jadi Proyek LNG Pertama yang Dibiayai Bank Lokal)
Untuk informasi, pembangunan kilang ketiga ini mencakup dua lokasi yakni di lepas pantai (offshore) dan di darat (onshore). Kontraktor yang bekerja menggarap konstruksi di darat yakni konsorsium yang dipimpin oleh kontraktor Indonesia Tripatra bersama Chiyoda, Saipem, dan Suluh Ardhi Engineering. Sedangkan yang di lepas pantai oleh PT Saipem Indonesia.
Proyek ini membutuhkan investasi sebesar US$ 8 miliar atau sekitar Rp 106 triliun. Pembiayaannya sebesar US$ 3,74 miliar atau sekitar 46,75 persen berasal dari pinjaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pemberi pinjaman nasional terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Indonesia Infrastructure Finance. Totalnya US$100 juta.
Sementara bank internasional yang terlibat terdiri dari afiliasi dari Mizuho Bank, Bank of China, China Construction Bank, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, DBS Bank, United Overseas Bank, BNP Paribas, Credit Agricole Corporate and Investment Bank, Overseas-Chinese Banking Corporation, Korea Development Bank, Shinsei Bank, dan KfW Bank. Nilai totalnya mencapai US$ 2 miliar.
(Baca: Harga LNG Tangguh ke Arun Turun 27 Persen dalam Enam Bulan)
Ada juga pinjaman dari Japanese Tranche (JBIC) sebesar US$ 1,2 miliar dan Asian Development Bank (ADB) sebesar US$ 400 juta. "Dengan ADB di bulan Desember lalu," kata Samsu.
Pembiayaan proyek ini menggunakan metode Trustee Borrowing Scheme (TBS) dengan HSBC (New York) sebagai wali amanat / trustee. Sementara HSBC (Jakarta) sebagai akun bank dalam negeri telah mendapatkan persetujuan dari tim Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN) Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
(Baca: Putusan Final Investasi Tercapai, Kilang 3 Tangguh Siap Dibangun)
Jika tidak ada kendala, proyek train 3 Tangguh akan mulai berproduksi pada 2020 mendatang. Proyek ini diproyeksikan menyumbang tambahan 3,8 juta ton per tahun (mtpa) terhadap kapasitas produksi Kilang LNG Tangguh. Jadi, total kapasitas kilang akan mencapai 11,4 mtpa.